"Buah jali teppajinna". Â Sebuah pepatah lama yang sangat dalam artinya dari kampung saya tanah ogi/bugis. Baik, saya artikan kata demi kata. Buah=buah, jali=tikar, teppajinna=tidak membosankan. Jadi buah jali teppajinna, yang kira-kira artinya ini "buah cinta kasih sayang di atas tikar yang tidak membosankan", itulah "anak/buah jali".
Yang namanya manusia pasti pernah jadi anak. Betapa senangnya jadi anak, karena pada masa itu masa yang penuh kasih sayang, penuh cinta dan perhatian dari orangtua.Â
Dibelai, dicium, dimandikan, disuap kalau makan, ditidurkan, dan semua aktivitas dijaga dan diperhatikan oleh orangtua. Anak-anak sangat membutuhkan belaian kasih dan kehalusan jiwa dari orangtua sejak awal mula kehidupannya, sehingga tumbuh berkembang menjadi dewasa yang kemudian keluar rumah bersosialisasi dengan masyarakat.
Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun. Beberapa pekan ini anak menjadi topik pembicaraan, baik di media cetak maupun di media elektronik.Â
Seperti anak yang mengalami kekerasan seksual di Jawa Timur, oleh karena sudah banyaknya kejadian seperti itu sehingga banyak yang berpendapat kalau pelaku kekerasan seksual mungkin lebih baik dikebiri.Â
Masih ramai juga dibicarakan kalau seorang ibu (dia selebriti) mengeluarkan suara keras kepada seorang advokat di salah satu acara televisi, karena tidak menerima dikatakan sebagai tersangka karena ada proses hukum kalau anaknya akan dipindah asuh dari ibu ke bapaknya. Yang masih menjadi topik pembahasan sekarang adalah anak-anak yang ikut program audisi bulu tangkis Djarum Foundation.
Ada yang menyatakan ikutnya anak-anak dalam audisi tersebut hal itu merupakan bentuk eksploitasi anak untuk mempromosikan rokok dalam perekruitan dan pembinaan pebulu tangkis usia anak.
Ketiga hal anak tersebut yang menjadi perhatian publik adalah merupakan bentuk kecintaan, kasih sayang, dan perhatian orangtua terhadap anaknya.
Pentingnya perhatian orangtua untuk terus mencurahkan kasih sayang kepada anaknya, oleh karena kasih sayang itu termasuk faktor penting untuk perkembangan jiwa si anak. Â
Bukan hanya untuk mencukupi kebutuhan materi dan fisik saja, tapi juga perlu memperhatikan kebutuhan emosionalnya. Sehingga anak mengalami proses pertumbuhan yang normal, oleh karena adanya pemberian kombinasi antara nutrisi, materi, dan kasih sayang.
Kasih sayang erat kaitannya dengan hubungan positif dalam keluarga dan berpengaruh besar  bisa lihat bahwa betapa besar pengaruhnya apabila si anak tidak mendapatkan atau kurang mendapat cinta dan kasih sayang dari orangtuanya sejak kecil tumbuh menjadi dewasa.Â
Baik pada keluarga yang utuh terlebih pada keluarga  yang tidak utuh, karena memang sudah berkurang satu sumber kasih sayang yaitu kalau salah satu ayah atau ibu yang tidak mengasuhnya.
Melalui perhatian dan hubungan positif yang didapatkan anak-anak oleh orangtuanya, menjadikan dirinya tumbuh dan berkembang menjadi sumber daya manusia dan generasi pelanjut  yang tangguh, karena mereka tumbuh beriringan dengan cinta dan kasih sayang yang tidak pernah kurang dari orangtuanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H