Mohon tunggu...
P. Ciccy
P. Ciccy Mohon Tunggu... Administrasi - Pribadi

Perempuan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Untukmu Emosimu, untukku Emosiku

21 Mei 2019   09:25 Diperbarui: 21 Mei 2019   10:50 11
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Janganlah engkau mempengaruhiku mengikuti emosimu karna emosiku milikku sendiri yang saya pelihara agar tetap terkendali dalam menjalankan kegiatanku sehari-hari. Tidak boleh mengganggu milik orang lain, karna masing-masing mempunyai kepemilikan. Tidaklah elok bila engkau mempengaruhiku melakukan hal-hal yang tidak sesuai dengan hati nuraniku.

Apabila dihubungkan dengan tanggal 22 Mei besok, yang pada hari itu akan dilaksanakan pengumuman hasil Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), hari yang ditunggu-tunggu oleh rakyat Indonesia, untuk mengetahui siapa yang akan terpilih menjadi Presdien dan Wakil Presiden  Republik Indonesia untuk periode berikutnya. Tentu kemenangan itu kita sambut bersama dengan tangan terbuka dan hati yang  tenang dan perasaan gembira.

Bahwa yang terpilih itu adalah hasil dari pilihan rakyat bukan hasil rekayasa, seperti yang selalu kita dengar di mana-mana bahwa hasil pemilu sekarang ini, hasil yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Bahkan banyak yang berpendapat keras bahwa hasil penghitungannya curang. Macam-macam komentar yang kita dengar yang membuat telinga panas bagi yang tidak sependapat. Tidak tahu komentar apa lagi yang diobral pada tanggal 22 Mei dan setelahnya.

Bahkan pada tanggal itu ada ajakan menggerakkan massa untuk melakukan aksi, yang ramai diistilahkan dengab people power. Auzubillah minzalik, "jangan nodai bulan suci ini dengan gerakan yang tidak berguna"Sekarang Bulan suci Ramadan (bulan yang hanya datang sekali se tahun),  bulan yang penuh kedamaian, penuh pengampunan dengan kesempatan untuk beribadah dan berbuat baik sebanyak mungkin yang amalannya dilipatgandakan oleh Allah SWT, kenapa kita (kaum muslim) tidak memanfaatkannya...? Jangan terpengaruh dengan ajakan-ajakan yang tidak terpuji itu.  Ingat perbuatan yang dilakukan sendiri akibatnya terhadap diri sendiri juga yang paling duluan merasakan, imbasnya nomor berikutnya.

Salut kepada daerah-daerah yang tidak  akan terpengaruh dengan ajakan untuk rame-rame mendatangi kantor KPU se tempat atau KPU pusat, yang konon sudah banyak dari daerah yang berbondong-bondong ke Jakarta untuk memprotes hasil pemilihan umum. Ada beberpa gubernur yang langsung turun ke lapangan mengajak masyarakatnya agar tidak turun ke jalan pada tanggal 22 Mei, saat pengumuman hasil penghitungan suara.

Kenapa masih ada yang tidak terima hasil penghitungan tersebut? Padahal pada saat proses penghitungan sudah diberi kesempatan bagi yang ingin menyaksikan langsung, sudah dilaksanakan secara terbuka dan terang benderang.

Kita tahu bersama bahwa Indonesia adalah negara Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu. Kalau pun kita berbeda pilihan, atau terpaksa berbeda pendapat tentang hasil penghitungan suara tersebut, mari kita jadikan perbedaan itu sebagai perekat antara satu dengan yang lainnya. Bukan mengajak untuk cerai berai. Mengerikan memang kalau kita mendapat kiriman informasi dari pihak yang tidak setuju karna kesan tidak sukanya. Bukan lagi hanya tidak suka saja, akan tetapi sifatnya seperti kalau menbenci musuh perangnya. 

Padahal kalau kita perhatikan siapa yang dibenci itu...? Sampai-sampai ada yang mengutarakan ingin membunuh. Ada apa sih sebenarnya...? Pihak yang kau benci itu berbuat apa terhadapmu...? Toh juga yang menang itulah presidenmu. 

Apa pun alasanmu tidak ada yang bisa memindahkan ke calon lain. Ingat jangan mau menang sendiri, jangan suka menyakiti sesame, jangan suka mencelah, jangan memfitnah, hargai  perbedaan, jagalah perasaannya, jangan selalu terbit buruk sangka dalam pikiranmu terhadapnya.  

Mari kita saling bersahabat dengan hati yang tulus, ketika hatimu tulus yakinlah Allah SWT akan bersama kita. Mari bersahabat untuk menerima hasil penghitungan ini dengan hati lapang, penuh kesadaran, dan hentikan emosi yang tidak ada gunanya. Ingat emosimu adalah milikmu yang engkau sendiri dapat mengendalikannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun