Mohon tunggu...
Ogie Urvil
Ogie Urvil Mohon Tunggu... Wiraswasta - CreativePreneur, Lecturer

Orang biasa yang banyak keponya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Skala Prioritas

10 Juli 2017   14:34 Diperbarui: 10 Juli 2017   14:37 459
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak tugas, banyak kerjaan, banyak kondangan, banyak kegiatan organisasi, belum lagi aktivitas lain yang berkaitan sama orang rumah / keluarga.. Kalau melihat mahasiswa yang saya ajar di semester sekarang ini, saya jadi ingat dulu saat saya ada di masa2 kayak gitu.. Bener2 serasa keabisan napas.. Pas saya berusaha ngelarin kuliah S2 pun, situasi seperti itu sempet berulang.. Setelah berhasil "lolos" dengan sukses dari kondisi kayak gitu, saya jadi tambah paham arti sebenarnya dari prioritas.. Banyak mungkin yang nggak sadar, kalo banyak kerjaan kita yang nggak beres itu gara2 kitanya sendiri kurang mumpuni dalam mengatur prioritas..

Bagaimanapun nggak ada yang namanya dua prioritas, prioritas umumnya pilihan yang paling penting untuk kita dahulukan.. Nah terus, kalo semua-semuanya penting gimana dong ?? Hehehe.. Semuanya bisa terasa penting kalau nggak dikaitkan dengan waktu.. Saya pikir, prioritas itu adalah hal terpenting yang mesti dilakukan dalam "suatu waktu" tertentu.. Sayangnya, waktu pun nggak bisa "diduakan".. Karena semua yang kita lakukan pasti memakan sejumlah waktu.. Dan bila memprioritaskan dua hal sekaligus, saat kita mengerjakan salah satunya, pasti kita akan kehilangan waktu untuk hal yang satunya lagi.. Itulah kenapa nggak bisa ada dua prioritas.. Kecuali kalo diri anda menguasai jurus kagebushin no jutsu-nya Naruto.. (^_^!)

Jadi poin pentingnya adalah mana yang harus didahulukan.. Dari pengalaman & pengamatan saya yg dulu pernah jadi mahasiswa plus freelancer, untuk menentukan mana yang mesti didahulukan itu caranya bisa dengan: (1). Kaitkan dengan pertimbangan finansial / rugi materi.. Makin gede rugi finansialnya kalo nggak diselesaikan, umumnya makin layak dijadikan prioritas.. Contoh kasus, nggak sedikit mahasiswa yang memprioritaskan nongkrong, pacaran, job project2 mereka, aktivitas organisasi mereka, akhirnya tugas2nya keteter, nilai gak beres, bahkan sampe kuliahnya jadi nggak kelar atau D.O pun saya sudah liat sendiri.. Padahal, kuliah itu kan bayar, nggak murah pula.. Lulus ala kadarnya atau nggak lulus kuliah jelas sebuah kerugian jangka panjang yang besar..

"Tapi kan duit dari jobnya lumayan mas..".. Yes, disinilah poin kedua saya, (2). Kaitkan dengan waktu atau kesempatan.. Memangnya untuk nyelesaikan kuliah itu perlu waktu berapa lama sih ?? Dan setelah kuliah kelar kan bisa kerja, dan bahkan bisa berpuluh2 tahun bekerja kalo emang panjang umur.. Lulus kuliah dengan nilai memuaskan itu bisa mengundang banyak peluang.. Dan jika diri ini memang benar terbukti berkualitas, kesempatan atau peluang dapat atau bikin kerjaan pasti akan lebih mudah didatangkan oleh Tuhan.. Terkait dengan poin ini juga, dahulukan menyelesaikan pekerjaan yang "sebenarnya" makan waktu sedikit atau sudah mau selesai..

Yang terakhir, (3). Sadari penuh "profesi" kita saat ini.. Terkadang karena terkait dengan finansial, prioritas jadi bisa terhubung dengan profesi.. Itulah kenapa karyawan memprioritaskan pekerjaannya, karena kalo nggak, bisa saja dia akan rugi karena gajinya akan dipotong misalnya.. Jadi sadari saja, profesi mahasiswa itu sejatinya pekerjaannya ya belajar sebaik2nya, dan cepetin lulus.. Setelah lulus, lanjut berganti profesi jadi karyawan atau pengusaha, disitu baru deh puas-puasin jungkir balik kalo mau "kerja beneran" dan cari duit..

"Kalo kuliah sambil kerja emang gak bisa..??".. Bisa koq, dulu saya pun begitu.. Tinggal pintar2 saja memilah menit demi menit, jam demi jam, dan hari demi hari, mana yang HARUS diselesaikan duluan.. Dan yang nggak kalah penting, terima dengan lapang dada bakal secapek apapun itu, dan segala bentuk konsekwensinya.. Yah bagaimanapun, mikirin prioritas berbeda dengan beraktivitas, saat kita beraktivitas melakukan prioritas, baru deh tuh berasa kalo waktu demikian berharga.. 

Mahatma Gandhi berkata: "Action expresses priorities.."

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun