Mohon tunggu...
"Ogi " N Subagyo HS Purworejo
"Ogi " N Subagyo HS Purworejo Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Ngawurologi & Anehologi, tinggal di Jogja.

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Robert Strong" Kompasianer Pembenci Jokowi, Sangat Produktif

17 April 2014   19:01 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:33 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap kali membuka Kompasiana, mata saya tertuju pada salah satu kompasianer “Robert Strong” yang selalu aktif mengisi tulisan.  Hebat juga kompasianer ini, setiap hari tanpa ada liburnya setia mempublish tulisan terlepas dari isinya yang dipenuhi aura kebencian terhadap Jokowi. 
Profil Robert Strong menyebutkan bahwa kompasianer ini mulai bergabung sejak tanggal 1 Februari 2014 dan sampai hari ini tanggal 17 April 2014, data terakhir jam 11.30 WIB telah menelorkan (memangnya unggas ya???...he..he..he) sebanyak 124 artikel….ck..ck..ck…dalam waktu 76 hari!!! Rata-rata 1,6 artikel setiap harinya. Terkaget kaget saya sambil mengucek ucek mata melihat profilnya. Hanya satu kata yang terlontar dari mulut saya “HEBAT”. 
Menurut saya, sosok Robert Strong bisa sebagai salah satu motivator bagi kompasianer lain yang malas menulis, seperti saya. Timbul pertanyaan, energi apakah yang menstimulir Robert Strong banyak bertelur  ..... maksudnya banyak menelurkan tulisan di kompasiana?  Tidak ada salahnya para kompasianer harus banyak belajar dari Robert Strong ini.
Berkaitan isi tulisannya yang kental dengan rasa kebencian kepada Jokowi  bukanlah hal yang terlarang, karena kita hidup di negara demokratis bebas mengeluarkan pendapat, bebas mengeluarkan unek-unek, bebas mengeluarkan rasa benci dan sayang. Hal yang menggelitik keingintahuan saya adalah energi apa yang melatarbelakanginya sehingga bersemangat membuat banyak tulisan. 
Dengan bekal ilmu “Ngawurologi” saya mencoba menganalisa dari  beberapa aspek. 
Dari aspek waktu, ‘Robert Strong” bergabung di kompasiana sejak tanggal 1 Februari 2014. Analisa “Ngawurologi” menunjukkan bahwa kompasianer ini aktif sekitar 10 minggu menjelang pemilu legislatif  atau sekitar 23 minggu menjelang pilpres.  Jarak waktu tersebut sangatlah efektif untuk melakukan “brain wash” kepada penikmat media sosial dari kalangan “swing voters”. Dijejali setiap hari dengan informasi  menyudutkan lawan politik  untuk  menurunkan tingkat elektabilitasnya. Media online memang seksi sebagai sarana kampanye (kampanye hitam, kampanye negatif maupun kampanye positif). Efektif dan murah untuk menyampaikan pendapat, berusaha meyakinkan atau mempengaruhi orang lain pada strata masyarakat yang “melek”  IT. 
Menunjukkan bahwa pada suatu event tertentu, pada kasus ini adalah event politik  akan memberikan energi bagi partisan atau simpatisan kelompok tertentu untuk mengekspresikan syahwat politiknya mempengaruhi kelompok atau  individu lain. Ada  dorongan “hiperereksi” ideologi sehingga dimasturbasikan dalam bentuk tulisan untuk memuaskan hasrat birahi politiknya.  Masturbasi kepentingan dengan menampilkan berbagai argumen pembenaran yang irasional hanya mempunyai satu tujuan untuk melemahkan, melumpuhkan dan mengalahkan rival politiknya. 
Menurut analisa “Ngawurologi”… Robert Strong dkk mendapatkkan doping “syahwat” kepentingan kelompoknya sebagai energi untuk meningkatkan produktifitas tulisan di sosial media. Kesimpulan; bagi para kompasianer yang ingin produktif, harus mempunyai syahwat yang membara…… :D :D
Dari aspek obyek tulisan, semua artikel Robert Strong obyek tulisannya adalah Jokowi yang diposisikan sebagai rival politik yang harus diserang dan dikalahkan. Yang jadi pertanyaan kenapa hanya Jokowi?? Bukan rahasia umum lagi bahwa sosok Jokowi yang fenomenal menggegerkan dunia persilatan politik Indonesia, tingkat elektabilitas “wong ndeso” ini mampu meluluhlantakkan tokoh politik senior  yang bersertifikasi parpol besar. Apalagi semenjak deklarasi resmi pencapresan Jokowi oleh PDIP, serangan kepada Jokowi semakin cethar membahana. Berbagai manuver  politik para rivalnya berusaha menyudutkan dan menjatuhkan tingkat elektabilitas Jokowi. 
Berbagai isu diangkat dan dipoles dalam kalimat penyerangan dan pemojokan untuk menebar kebencian kepada Jokowi. Penyebab semua ini adalah kesalahan Jokowi yang berelektabilitas tinggi mengimpotensikan syahwat berkuasa rival politiknya. Seandainya elektabilitas Jokowi di bawah ARB, Prabowo, atau Rhoma Irama, bisa dipastikan Jokowi bukanlah rival politik yang menakutkan karena mengancam impotensi syahwat berkuasa.  Kesimpulan; Ancaman impotensi syahwat berkuasa karena kehadiran sosok atau figur tertentu akan memberikan energi pengingkaran realitas. Maka Robert Strong dkk yang terancam impotensi syahwat kekuasaannya akan melakukan reaksi perlawanan dengan segala cara seolah olah minum obat kuat…. Asalkan jangan over dosis, …bisa lunglai hasil akhirnya… :D :D
Menurut saya, sosok Robert Strong  dkk selayaknya mendapatkan apresiasi yang tinggi dari admin Kompasiana. 
Jogja, Kamis Legi -17 April 2014Salam Ngawurologi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun