Mohon tunggu...
N. Syofiy
N. Syofiy Mohon Tunggu... Lainnya - ofi

a place where i can safely store my experience and sometimes my passion. Just say hi and ignore

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

#KawalPutusanMK

22 Agustus 2024   17:42 Diperbarui: 23 Agustus 2024   01:18 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari ini 22 Agustus 2024, Indonesia memanggil seluruh rakyatnya. Banyak aksi digelar mulai dari Gedung DPR RI di Jakarta Pusat hingga di daerah-daerah seperti Yogyakarta, Semarang, Bandung dan lain sebagainya. Aksi yang digelar hari ini begitu mendadak seperti putusan MK yang begitu mendadak di sahkan tidak kurang dari 24 jam. Segitu ngebutnya kah DPR? kira-kira ada orderan kebijakan dari siapa? Indonesia baru saja menggelar upacara kemerdekaan 5 hari yang lalu. Belum genap seminggu Indonesia berulang tahun atas kemerdekaan, tapi Pemerintahan era Jokowi menghadiahi kejutan yang luar biasa memalukan. Tulisan ini tentu bukan untuk menganalisa keadaan politik di Indonesia atau menganalisa putusan MK yang digugat rakyat Indonesia hari ini. Melihat dari POV lain tentang Jokowi sang Raja Jawa, para elit menyebutnya begitu "katanya". Cerita seorang bapak yang begitu sibuk mencarikan pekerjaan untuk anak-anaknya dan keluarganya sebelum resmi lengser esok Oktober. Cerita seorang bapak-bapak jawa yang melakukan dan menghalalkan segala cara untuk memastikan agar anaknya mendapatkan porsi dalam kepemerintahan. Cerita seorang kakek-kakek jawa yang dengan culas mengobrak-abrik konstitusi untuk kepentingan pribadinya, anaknya, istrinya, menantunya, saudaranya dan mungkin cucunya?

Aliansi alumni 98, Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Pakar hukum UGM, UI, Ridwan Kamil, Komedian, Aktor, Tom Lembong, JOhn Sitorus dan masih banyak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu dan seluruh rakyat Indonesia yang hadir. Apalagi yang bisa rakyat Indonesia lakukan? Bagaimana caranya agar suara rakyat Indonesia di dengar? DPR ini apa? bukankah kalian wakil rakyat? wakil kami semuanya? lantas mengapa kebijakan-kebijakan itu tidak berpihak kepada kami? siapa sebenarnya yang engkau wakili wahai DPR yang terhormat? Berapa banyak potongan kue yang ditawarkan oleh juraganmu? mundurlah dengan hormat jika engkau tak lagi sanggup mewakili suara kami, mundurlah karena api neraka itu masih panas, mundurlah dan bertaubatlah. Mahkamah Konsititusi sedang mencoba insaf dari putusan 90/60. Lebih baik menjadi penjahat yang tobat daripada orang soleh menjadi penjahat.

Rasa-rasanya bung karno ingin bangun dari kuburnya, melihat kemerdekaan dan demokrasi yang diperjuangkan di ambil oleh entitas bukan manusia. Siapakah orang dibalik Raja jawa, siapakah orang dibalik juragan ini. Dendam siapakah yang membawamu menjadi culas. Bahkan mungkin setan tidak cukup jahat untuk melakukan semua kelicikan ini, Setan dan kawan-kawannya sungguh harus belajar dari kakek-kakek jawa ini. Tentara IDF rasanya insecure, bagaimana tangan dingin Raja Jawa ini menghancurkan sebuah negara demokrasi tanpa perang. Apa sebenarnya yang hendak dikejar oleh kakek renta ini? Bukankah engkau juga lahir di Indonesia? bukankah engkau juga tumbuh dan besar dari makanan tanah Indonesia? Lantas untuk apa semua ide tentang mengakali konstitusi ini?

But oke, mari lihat dari perspektif yang lain. Manusia itu dilahirkan dengan porsi, komposisi dan kondisi yang sama. Pun manusia itu pada dasarnya adalah makhluk berakal dan baik. Kenapa? salah satu beda antara manusia dengan khewan adalah otak yang berisi akal. Jadi pada dasarnya semua manusia itu baik dan pasti baik, percayalah. Kadang, justru keadaanlah yang membuat manusia itu berbuat jahat. Pun, kebaikan sama dengan kejahatan yang bernilai relatif. Keduanya tidak dapat dihitung dengan angka, tidak ada nilai mutlak yang dapat menunjukkan seberapa baik dan seberapa buruk suatu hal. 

Kakek Tua Renta itu manusia, maka pasti itu baik karena memang begitulah takdirnya sebagai manusia. Yang menjadikannya jahat yaitu dengan melenggangkan manuver-manuver politik, memperalat MK dengan putusan 90/60, kemudian memperalat DPR dengan UU Pilkada dan banyak kebijakan-kebijakan kontroversi lain yang semakin menciderai demokrasi. Kakek itu baik, tapi keadaan dan godaan-godaan untuk tetap berkuasa yang menjadikannya seburuk setan. Entah apa yang sesungguhnya mendasari putusan-putusan kontroversi tersebut, karena jika benar kebijakan-kebijakan tersebut merupakan kebijakan orderan maka sungguh terlaknatlah engkau kakek tua. Mati Kubur Dewe!

Air mukanya begitu tenang saat melakukan manuver-manuver politik yang dilakukannya secara tidak langsung karena manuver tersebut disopir DPR dan MK. Tak hanya itu, dengan santai dan tenangnya bahkan anak dan menantunya justru liburan berkedok baby moon berkedok mengantar istri kuliah menggunakan private jet Gulfstream dengan biaya 13000-16000 USD per jam terbang (itungen dewe aku mumet). Dihari yang sama sang kakak bakul sego sedang kunjungan di Kabupaten Bandung Barat ditemani artis yang terperangkap mendukungnya. Apakah benar mereka merasa bahwa Indonesia sedang baik-baik sahaja? Apakah mereka benar-benar merasa bahwa yang dilakukan Kakek tua itu benar dan sesuai dengan aturan yang berlaku di Indonesia? Ada undang-undang yang mengatur bagaimana kita bernegara, ada konstitusi yang putusannya harus kita hormati. Terlalu banyak kemarahan yang tidak dapat diungkapkan atas perjuangan yang dilakukan kakek tua yang entah untuk siapa perjuangan yang dilakukannya? daripada kami yang harus berpindah negara lebih baik pergi dan angkat kaki dari Indonesia dan bawa seluruh keluargamu. Dan stop senyum-senyum wahai kakek tua!

Kami rakyat Indonesia terlalu mencintai Indonesia. Tak ada aksi yang benar-benar kami rencanakan dan kami inginkan. 79 tahun terlalu tua untuk berperang. Indonesia memang tak lagi dijajah oleh Belanda atau negara bagian eropa lainnya, tapi Indoneisa sedang dijajah oleh wong kelahiran Solo. Terlalu malu mengakui sebagai sesama orang yang lahir di tanah Jawa. Caramu terlalu egois, terlalu culas hingga kepentingan-kepentingan rakyatmu tak lagi didengar. Kakek tua terlalu sibuk mencarikan anaknya pekerjaan, terlalu sibuk mengantarkan anaknya hingga duduk di pemerintahan. Semoga Allah SWT tidak murka atas perbuatanmu. Tidak ada lagi kebaikan yang mampu kami doakan. 

Panjang umur untuk bapak penjuang asongan yang membagikan dagangannya secara gratis untuk para demonstran, terimakasih juga untuk kawan-kawan humanities yang menyediakan makanan dan minuman serta first aid kit. Terimakasih tak terhingga untuk seluruh rakyat Indonesia yang turun melakukan aksi ataupun yang tidak turun. Terimakasih telah mau berjuang bersama dan tidak menutup telinga dan mata atas apa yang terjadi di Indonesia hari ini. Teruslah berisik sampai rakyat menang!

#KawalPutusanMK #KawalDemokrasi #PeringatanDarurat

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun