Mohon tunggu...
N. Syofiy
N. Syofiy Mohon Tunggu... Lainnya - ofi

a place where i can safely store my experience and sometimes my passion. Just say hi and ignore

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Tahu Diri dan Tahu Batas

25 Juli 2022   21:21 Diperbarui: 25 Juli 2022   21:25 2271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dieng, 2022/Dok Pribadi

Jadi sebenarnya, dari satu ke satu hal yang lain yang dikejar begitu cepat merupakan tujuan yang bersifat artifisial/sementara. Karena setelah sampai pada tujuan, tidak tau apa yang mau dilakukan padahal kalau tidak terburu-buru kita tidak akan melewatkan banyak hal. Terburu-buru mengendarai kendaraan, setelah sampai rumah hanya tidur. 

Padahal jika tidak terburu-buru, sepanjang perjalanan dapat menikmati senja dan diskusi sorenya. Atau banyak hal lainnya. Dan  alam tidak pernah terburu-buru. Matahari tetap muncul dari ufuk timur ke ufuk barat. Dimulai jadi pukul 00 hingga 12. Begitu dari  jaman diciptakan hingga jaman ini diusaikan.

Kunci hidup bahagia itu ada dua, tahu diri dan tahu batas. Tahu batas itu ketika kita dapat mengendalikan keinginan keinginan kita, dapat mengendalikan diri kita sepenuhnya. Dan banyak kegelisahan dewasa ini adalah kami lupa batas. Tahu diri, siapa saya? Ada dimana saya? Apa tujuan saya?. 

Ada dua kepandaian yang dibutuhkan yaitu pandai memahami kondisi dan pandai memahami diri. Lalu apakah tujuan itu harus dipelajari atau harus ditentukan? Tujuan harus dulakukan dua duanya. Ketika tambah luas wawasan, tambah luas ilmu, tujuan seseorang akan disempurnakan dengan wawasan dan ilmu ilmunya. 

Keputusan bahwa ini tujuan yang baik ditentukan atas hal-hal yang telah dipelajari. Pilihan akan tujuan hidup adalah hak kita. Kegelisahan-kegelisahan yang hadir dewasa ini adalah karena individu tidak dapat menentukan pilihannya, tidak tegak terhadap prinsipnya sehingga pilihannya tergadai dengan pilihan orang-orang disekitarnya. Pilihan apa yang baik pada orang lain belum tentu baik untuk diri kita. Itulah pentingnya memiliki prinsip atas setiap pilihan.

Tahu batas ini bermuara pada kesadaran diri. Dapat membaca diri, menerima apa adanya diri, menyadari potensi diri lalu usaha untuk mengoptimalkan. 

Jadi sampaikan pada target bahwa  kita harus cerdas membaca diri, sehingga target dalam tujuan hidup ini tidak melukai diri yang akan melahirkan kekecewaan dan kegelisahan. Kembali, pentingnya mengaktifkan mode muhasabah diri, membaca diri, menerima kondisi. Diantara banyak masalah yang kami alami salah satunya adalah overthingking. 

Maka tahu batas adalah jawabannya. Ketika kondisi tidak memungkinkan, hidup ini ruwet, tak mampu lagi kami menyelesaikannya, maka berhentilah. Ini bukan tugas kami untuk menyelesaikannya. Sadar bahwa kami melebihi batas berpikir.

Jadilah manusia yang otentik namun tidak egois. Tidak perlu berlomba untuk menang karena hidup bukan pertandingan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun