Air yang jatuh ke kolam amat bening, sehingga sedikit pantulan cahaya membuat hamparan air kolam lebih cantik dengan warna hijau tosca. Jika cuaca sedang bagus, area kolam ini kerap digunakan untuk berenang oleh para pengunjung yang datang, terutama anak-anak. Jangan sampai terhanyut pesonanya saat cuaca mendung dan hujan.Â
Soalnya untuk menghindari banjir yang bisa memakan korban, pengunjung harus segera kembali ke atas menapaki 202 anak tangga lagi. Butuh kekuatan ekstra dan mengatur nafas pada proses ini, karena membuat perjalanan akan terasa lebih berat.
Sekitar 100 meter dari lokasi curug terdapat Pasar Wisata Curug Titang. Aneka kuliner ndeso seperti tiwul, cetil, cethot, dan lainnya bisa didapatkan di pasar tersebut. Sayangnya, pasar hanya beroperasi sekali dalam sebulan, yakni pada hari pasaran Minggu Pahing. Jika datang diluar hari pasaran itu, maka harus membawa bekal makanan dan minuman sendiri.Â
Tapi harap diingat untuk tidak membuang sampah sembarangan demi menjaga lingkungan curug tetap lestari.Kasi Pengembangan Destinasi Wisata, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Temanggung, Arbai Muchamad, mengatakan, wisata Curug Titang dan Pasar Wisata Curug Titang sepenuhnya dikelola oleh Desa Nampirejo, karena ada di wilayah desa. Namun pihak pemerintah daerah bisa memberikan bantuan keuangan melalui kepala desa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H