Mohon tunggu...
L. J. Literary Works©
L. J. Literary Works© Mohon Tunggu... Penulis - Writer, Novelist

To Inspire, To Motivate and To Explore

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hidup Ibarat Roda

29 Mei 2022   16:32 Diperbarui: 29 Mei 2022   16:39 1321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dikisahkan, pada suatu ketika ada seorang mahasiswa kaya, dengan mobilnya yang mentereng terlihat sedang memasuki area parkir sebuah Universitas H dengan maksud ingin memarkir mobil barunya.

Terlihat seorang pria lansia yang sedang memasuki area parkir juga dengan upaya memarkir motor Vespa yang terlihat jadul.

Tanpa disengaja ketika hendak memarkir motornya, terlihat tangannya melemah dan lepas kendali dari pegangan motor tersebut dan alhasil motor Vespa miliknya pun jatuh dan menimpa mobil baru milik mahasiswa tadi.

Tanpa pikir panjang, mahasiswa yang telah diselimuti oleh amukan dan amarah tersebut lalu menghajar pria lansia hingga pria tua tersebut tak sadarkan diri dan harus dilarikan ke rumah sakit oleh petugas keamanan yang baru tiba di area parkiran pada saat jam pergantian shift. Begitu ia mengenali pria lansia itu, ia langsung segera menghubungi anak satu – satunya yang kebetulan ia kenal cukup dekat.

Sesampainya di rumah sakit, nyawa pria tersebut sudah tidak tertolong, dan tidak ada yang bisa mereka lakukan untuk menyelamatkan nyawa pria itu.

Selesai pemakaman sang ayah, mahasiswa yang tadinya mengenal anak si pemilik motor Vespa tersebut pun memanggil sang anak yang hanyalah seorang cleaning service di universitas tersebut, dan melaporkan kejadian ini kepada ayahnya yang merupakan pemilik universitas, sehingga akhirnya menyebabkan ia dipecat dan kehilangan pekerjaannya dan harus menyicil untuk membayar biaya ganti rugi bagian mobilnya yang rusak.

Masih dengan sikap sombong dan lagaknya mahasiswa itu pun meninggalkan sang pemuda yang sedang kebingungan.

10 tahun kemudian…

Di lokasi yang tidak jauh dari universitas yang sudah usang dan tua tidak terurus, nampak seorang pemuda dengan pakaian lusuhnya yang sedang dihajar oleh beberapa preman. Ia terlihat begitu kesulitan, dan memohon ampun untuk segera dibebaskan dari hajaran yang bertubi – tubi itu. Lalu, datanglah seorang pengusaha muda dari arah berlawanan dan menolong pemuda tersebut.

Tak salah lagi, ini adalah mahasiswa yang pada saat itu sudah menghilangkan nyawa ayahnya dan yang sudah membuatnya kehilangan pekerjaan dan yang sudah menghinanya pada saat itu, batinnya.

Sang pemuda yang segera mengenali wajah pengusaha tersebut lantas berlutut meminta maaf atas semua kesalahan yang telah pernah ia perbuat dan menyesali semuanya, karena ternyata setelah apa yang ia lakukan 10 tahun yang lalu, kehidupan keluarganya hancur berantakan dan universitas yang ayahnya bangun pun sudah disita oleh debt collector yang pernah bekerjasama dengan ayahnya dahulu, kini ayahnya telah meninggal karena serangan jantung kronis, dan karena ia sudah tinggal sebatang kara tanpa rumah tetap sekarang ia berharap untuk bisa mencari pekerjaan tetap. Apa yang dilakukan oleh pengusaha tadi setelah mengetahui kondisinya tadi?

Ia pun mengangkat pemuda itu untuk menjadi salah satu asisten manajemen di kantor barunya dan memberikan ia gaji yang lumayan. Pemuda tersebut merasa sangat menyesal dengan apa yang ia perbuat dahulu dan akhirnya meminta maaf kepada pengusaha tersebut atas apa yang sudah terjadi pada kurun waktu 10 tahun yang lampau.

Moral Cerita :

Ada kalanya, dalam hidup, banyak terdapat orang – orang yang tidak tahu bagaimana caranya untuk mensyukuri apa yang sudah dititipkan kepadanya di dunia ini, sehingga menjadi sangat sombong dan angkuh, acap kali mereka menghina dan merendahkan orang lain. Mereka tidak pernah tahu, bahwa apa yang mereka lakukan pada saat itu juga akan kembali kepada diri mereka sendiri dimasa mendatang, sebab kita bisa lari dari perbuatan, namun perbuatan tidak akan pernah lari dari kita bagaikan bayangan yang mengikuti. Selain itu, roda juga tidak selamanya berada dibawah, akan ada saatnya ia akan berputar keatas berdasarkan rotasi perputarannya.

Oleh sebab itu, janganlah terlalu mudah men-judge dan merendahkan martabat orang lain, karena kita tidak akan pernah tahu kebenaran hidup apa yang akan terjadi dimasa mendatang yang mungkin akan membuat kita menyesali perbuatan kita dimasa lampau.

Ditulis Oleh : Lina Japardy

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun