Mohon tunggu...
Rafifa Mumtazaty
Rafifa Mumtazaty Mohon Tunggu... Koki - Mahasiswa

Mahasiswa Tata Boga yang memiliki passion di bidang kuliner dan sedang menyusun skripsi.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Belajar Menjadi Pendidik Melalui Asistensi Mengajar

30 November 2023   05:03 Diperbarui: 30 November 2023   05:25 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

“Jika pengalaman adalah salah satu guru terbaik, maka menjadi seorang guru adalah salah satu pengalaman terbaik.” Guru adalah sosok yang kita selalu temui dalam dunia pendidikan, pada kegiatan AM kami belajar menjadi pendidik di SMKN 1 Turen.

Sebelumnya masih belum menyadari akan besarnya pengorbanan seorang guru. Sebuah peran yang tak hanya memberi ilmu, tetapi juga pengorbanan seorang pendidik. Kehadiran guru bukan sekadar figur dalam ruang kelas, ia adalah kehidupan yang merangkai mimpi dan mencorak harapan. 

Setelah menjalani hari-hari pada kegiatan Asistensi Mengajar di SMK Negeri 1 Turen, Saya menyadari penghormatan yang seharusnya diberikan kepada Guru masih jauh dari cukup

Asistensi mengajar merupakan program merdeka belajar dalam naungan Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Pembelajaran (LP3) Universitas Negeri Malang. merupakah sebuah inisiatif pembelajaran di lingkungan pendidikan formal yang melibatkan mahasiswa, didampingi oleh dosen pembimbing dari perguruan tinggi serta guru pembimbing dari sekolah mitra. 

Dilaksanakan dalam satu semester dengan bobot 20 SKS, program ini menggabungkan kegiatan Pembelajaran Lapangan Profesi (PLP) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) yang telah diubah menjadi program Asistensi Mengajar.

Kegiatan ini dimulai pada tanggal 31 Juli sampai 16 Desember. Kegiatan AM diawali dengan pembekalan oleh pihak LP3 pada tanggal 7-11 Agustus 2023 melalui seminar yang berkaitan dengan metode pembelajaran. 

Kemudian pada tanggal 11 Agustus 2023 mahasiswa AM melakukan observasi ke sekolah tujuan, yakni SMK Negeri 1 Turen. Bersama ke 5 teman saya dari jurusan Tata Boga dan 6 teman dari jurusan Teknik dan Perkantoran, pada tanggal 14 Agustus LP3 mengantar kami sebagai awal dari pelaksanaan Asistensi Mengajar. 

Selama 1 minggu pertama kami diberi waktu untuk mengerjakan perangkat mengajar dan berkonsultasi dengan guru pembimbing mengenai metode ajar yang baik untuk digunakan. 

Selanjutnya kami mengajr 18 pertemuan dengan bimbingan guru. Kami mendapatkan banyak pengalaman menjadi guru saat berada di kelas, kami belajar bahwa menstranfer ilmu ke murid tidak hanya berdasar kesiapan guru justru kesiapan murid lebih berperan lebih besar. 

Banyak hal-hal berkesan terjadi saat mengajar. Ada disatu situasi mahasiswa AM merasa tidak bersemangat mengajar namun ternyata merekalah yang ‘peka’ dan menyemangati. Sekedar surat yang mereka berikan untuk mahasiswa AM, membuat tersentuh. Terlebih lagi pada Hari Guru para siswa memberikan kejutan dan hadiah kecil yang menambah motivasi mahasiswa AM untuk menjadi guru.  

Guru dapat menerapkan teori pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran secara realistik. Sejalan dengan tujuan program ini mahasiswa yang tertarik pada pendidikan diberi kesempatan untuk terlibat dalam mengajar, memperdalam pengetahuan, mengalami peran sebagai guru. Beberapa kali kami juga mengadakan lesson studi untuk menilai keefektifan metode ajar yang digunakan mahasiswa AM. 

Tidak hanya kegiatan akademik fokus utama pelaksanaan program Asistensi Mengajar terbagi dalam tiga ranah: akademik, non-akademik, dan administrasi sekolah. Pada ranah non-akademik, mahasiswa AM  terlibat dalam beragam kegiatan mulai dari seminar, kegiatan pramuka,dan  kegiatan P5. Sedangkan di bidang administrasi sekolah, mahasiswa AM melaksanakan piket secara berkala di bidang kehumasan, kurikulum, perpustakaan, BKK, dan tata usaha. 

Pengalaman dalam kegiatan Asistensi Mengajar adalah perjalanan yang mengukir kesan mendalam dalam perjalanan pendidikan saya. Setiap langkah,  dalam aspek akademik, non-akademik, hingga administrasi sekolah, membawa cahaya pengetahuan yang memperkaya pandangan saya tentang dunia pendidikan. 

Menjadi mitra bagi guru, merasakan bagaimana menjadi pendidik, dan terlibat dalam menyelesaikan tantangan administratif telah memberikan gambaran yang komprehensif tentang esensi profesi pendidikan. 

Pengalaman ini tak hanya membuka pintu pengetahuan, tetapi juga menegaskan betapa pentingnya penggabungan antara ilmu teori dengan praktik di lapangan. Melalui pengajaran, pengalaman memahami permasalahan di sekolah mitra, dan ikut serta dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan, saya merasakan bahwa pengabdian dalam dunia pendidikan memiliki kekuatan transformasional yang luar biasa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun