20 mei 2010
,,,
Kau, yang pernah kucintai. Aku masih ingat waktu mengajarimu tentang puisi. Waktu itu belum apa-apa. Tak susah membuatmu bisa. Hingga puisi cintamu membuat aku terpikat. Aku sembunyikan kata cintaku, diantara kasih dan sayang. Agar aku bersamamu. Sudahlah, aku untukmu. Aku tak lupa itu. Apa kau masih tak mampu mengatakannya? Atau kau sudah berubah, menyulap rayu menjadi cumbu?
Setelah delapan tahun lebih tak kudapati kabarmu, aku senang mendapat pesanmu. Jujur, aku rindu. Banyak yang ingin kudongengkan. Semoga masih senang kau mendengarkan. Tapi, puisimu itu, ah... kenapa? Padahal aku inginkan... Kau tega benar, he!
20 juli 2010
(Imel ini tentang kita. Ku susun lagi catatan yang dulu kubuat. Mengenangmu untuk selalu. Rupanya kau tak lupa bahwa aku sempat ada. Kau, terimalah kasihku untuk segalanya darimu.)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H