Mohon tunggu...
Gin Ginanjar
Gin Ginanjar Mohon Tunggu... -

aksaraku

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teduh

8 April 2010   16:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   16:54 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Nada telah malam ciptakan. Dalam genggaman purnama dedaunan berdendang. Ia membawa pesan. Damailah.

Damailah nalar. Biar segala yang tampak mewujud indah. Tanpa gelisah duka nestapa. Damailah hati. Biar segala yang hadir memberi arti. Tanpa getir penyesalan yang mengecewakan. Damailah.

Risik lirih bisik kekasih tembangkan keheningan. Rincik air. Angin semilir. Remang rembulan. Melayanglah menggapai ayat-ayat ketenangan.

Gurat-gurat hasrat pancarkan warna-warna keinginan. Suasana membangun jaringan akal. Tersusun kenangan demi sebuah masa, yang akan. Aku tersipu, malu. Bersimbahlah bahagia. Teduh, tuntunlah.

3 Desember 2009 kapaka

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun