Mohon tunggu...
Roni Andrian
Roni Andrian Mohon Tunggu... -

Cerpen...I love it

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Anggota Legislatif & Toilet Bau

18 Januari 2012   08:41 Diperbarui: 25 Juni 2015   20:44 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah mobil impor keluaran terbaru mendadak berhenti di depan sebuah toilet umum.

Turun seorang Bapak anggota dewan dengan setelan safari. Lengkap dengan sepatu kulit. Mengkilat.

“Gak ada yang kosong, pak?” tanyanya.

“Masih ada yang di dalam , pak. Paling sebentar lagi ada yang keluar,” jawabnya Pak Tarman tenang.

“Bisa gak Bapak suruh satu orang keluar. Saya keburu-buru nih ada rapat legislatif,” perintahnya dengan angkuh.

“Sabar-lah, pak. Paling sebentar lagi ada yang keluar,” jawab Pak Tarman, si penjaga toilet.

Tak lama berselang. Pintu terbuka. Seorang laki-laki 29 tahun keluar seraya menyerahkan uang 2.000 perak ke pak Tarman.

“Pak, ada yang kosong tuh,” Pak Tarman memberi tahu..

Tak lama kemudian, ia pun masuk dan sukses membuang hajat.

“2.000 rupiah, pak,” tagih Pak Tarman ringan.

“Ha? Ini toilet bau-nya minta ampun. Masih harus bayar? Saya Cuma kencing kok,” Bapak yang bersafari bersungut-sungut dengan nada tinggi.

“Maaf pak. Sudah ada ketentuannya. Mandi 5.000. Buang Air Besar 3.000. Buang air kecil 2.000. ,” Pak Tarman coba menjelaskan.

“Wah wah... Itu menyalahi aturan. Itu namanya merampas hak orang banyak! Saya tahu. pembuatan toilet ini dari APBD. Saya yang menyetujui anggarannya” ceramah Bapak anggota legislatif itu sambil merogoh koceknya.

“Jadi toilet bau ini khan milik rakyat!” lanjutnya dengan tegas.

“Bener pak. Ini toilet rakyat. Uang itu untuk biaya pemeliharaan,” jawab Pak Tarman lagi.

“ Alasan!” sanggah pak Dewan marah sambil memberikan recehan 2.000 perak ke Pak Tarman.

Dengan agak kesal Pak Tarman dengan sopan bertanya,”Kalau gitu. Toilet 2 M itu apa boleh dipakai oleh rakyat seperti saya juga, pak?”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun