Mohon tunggu...
Ulil Abshor
Ulil Abshor Mohon Tunggu... karyawan swasta -

always learning

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Tulungagung; Alun-alun & Perpustakaannya Luar Biasa

13 Maret 2014   04:15 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:00 339
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liburan minggu ini saya sengaja tidak pulang ke Blitar. Kebetulan ada teman yang pingin jalan2 ke Tulungagung. Saya ikut dan di putuskanlah untuk naik kereta api dan tujuan utamanya nanti adalah alun-alun dan perpustakaan kota Tulungagung.

Jam 08.15 pagi kereta api Dhoho yang kami tumpangi jalan meninggalkan kota Kediri. Dengan harga tiket 5.500 kami mendapat kursi di dekat pintu masuk. Keretanya lumayan bersih dan ACnya meskipun tidak begitu dingin tapi lumayan membuat agak adem suasana perjalanan.

Saat kereta perlahan meninggalkan di stasiun Kras ada Ibu sepuh di kursi seberang kami teriak kalau dia akan turun di stasiun tersebut. Namun tentu saja sama satpam di larang karena akan sangat berbahaya untuk keselamatan nenek tersebut. Kasihan.

Jam 09.10 menit sampailah kami di stasiun Tulungagung. Lumayan bersih stasiunnya tapi kalau dari segi ukuran dan fasilitas saya pikir stasiun Tulungagung masih kalah Kediri. Melangkah keluar stasiun perut kami lapar sekali dan mata menuntun kami ke sebuah warung nasi bantingan di seberang stasiun.

Kami ambil 1 bungkus dan 2 buah gorengan. Kebetulan minum kami sudah bawa dan saat bayar ternyata murah sekali hanya 4 ribu,wow!. Selesai sarapan kami berjalan kaki menuju alun-alun kota Tulungagung. Udara tidak terlalu panas karena di sepanjang jalan banyak sekali pepohonan di kanan kiri jalan.

Jarak stasiun ke alun-alun kurang lebih 700 m. Sampailah kami di alun-alun ini. Hmm...alun-alun yang sangat cantik. Fasilitasnya juga sangat lengkap. Ada kolam pasir, permainan tambang, jalan berbatu untuk kesehatan dan arena permainan lain yang lengkap.

Di sisi selatan ada air mancur dan di dekatnya ada hamparan lapang yang saat itu ada beberapa muda mudi yang sepertinya anak kuliahan sedang diskusi. Kurang lebih 1 jam kami menikmati suasana alun-alun ini. Saya bukan ahli pertamanan tapi jika di bandingkan dengan taman Bungkul Surabaya saya kira taman alun-alun Tulungagung ini tidak kalah.

Oh iya di sisi barat alun-alun ada masjid agung kalau tidak salah namanya Masjid al Munawwar. Masjidnya terlihat cantik sekali. Sayang kami tidak masuk kesana. Di sisi utara ada pendopo kabupaten yang kalau malam minggu kata saudara saya ramai sekali muda mudi pada duduk-duduk di taman depannya.

Puas dengan alun-alun, kami bergerak ke Perpustakaan Tulungagung yang terletak di sebelah timur alun-alun. Hawa segar AC langsung kami rasakan sesaat kami masuk. Dengan ramah Ibu petugas perpus mempersilahkan kami mengisi buku tamu.

Setelah memberikan kunci brankas, kami langsung masuk ke dalam. Ruang pertama adalah ruang baca anak-anak yang tempatnya lumayan lapang dan sangat bersih. Di depannya ada petugas administrattif mungkin. Lanjut masuk ke ruang kedua yakni ruang utama.

Ada sekitar 15 orang yang lagi asik membaca. Mata saya langsung nanar melihat koleksi di perpustakaan ini. Dalam sekejap ada 2 buah buku tentang manajemen dan kepemimpinan sudah saya egang erat. Berikutnya saya ambil 2 buah koran dan 4 majalah sekaligus!

Saya tidak tahu pasti apakah nanti bisa kebaca semua yang penting di ambil dulu. Saya dan teman saya mengambil tempat di meja sebelah utara. Beberapa saat saya membaca, saya liat di dalam ruangan itu ada tangga menuju lantai dua. Saya tidak tahu pasti ada apa di lantai atas. Tapi beberapa kali saya lihat ada serombongan anak-anak sekolah naik dan turun dari ruang tersebut.

Saya tertarik sekali membaca buku kepemimpinan yang saya ambil tadi. Sayang sekali buku catatannya saya tinggal di brankas. Beberapa kali tema-tema yang menarik saya photo. Tapi lama kelamaan capek juga. Akhirnya saya putuskan untuk meminjam sebentar untuk di foto kopi.

Saya bawa buku tersebut keluar menemui petugas dan...o di sini menyediakan foto kopi juga jadi tidak perlu keluar"kata si Ibu petugas. Hanya satu kata SALUT dech untuk perpustakaan Tulungagung. Saya di arahkan ke ruang samping dan di situ ada mas penjaga yang dengan sigap segera memfoto kopi halaman buku yang pingin saya bawa pulang ke Kediri.

Jam 4 sore kami putuskan untuk keluar dan bersiap kembali ke stasiun. Saat keluar saya sempat baca bahwa jam operasional perpustakaan ini sampai pukul 8 malam! Wow...!Kapan ya perpustakaan kediri bisa seperti itu. Di tengah jalan menuju stasiun kami mampir ke warung pojok yang menjual gado-gado.

Pengunjungnya rame sekali dan beberapa di antaranya anggota TNI yang markasnya memang tidak jauh dari situ. Ya Alloh gado-gadonya benar-benar maut. Enak banget saos kacangnya. Untuk minum saya pesan Es Dawet. Di tambah gado-gado totalnya jadi 9 ribu. Perut terasa kenyang sekali.

Pukul 16.45 kami sampai kembali ke stasiun. Kami mengambil bangku di sisi pojok untuk menunggu kereta. Pukul 17.10 kereta masuk stasiun dan 5 menit kemudian berjalan perlahan membawa kami kembali ke kota Kediri.

Buat anda yang suka travelling saya pikir kota Tulungagung bisa juga anda masukkan ke tujuan anda berikutnya. Atau...jangan2 anda sudah sering berkunjung kesana?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun