Mohon tunggu...
Ulil Abshor
Ulil Abshor Mohon Tunggu... karyawan swasta -

always learning

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Cerita UN 2014

2 Juli 2014   23:48 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:46 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebut saja namanya Kevin gitu. Seperti anak-anak muda sekarang yang lagi 'gandrung' dengan body building, pun demikian dengan si Kevin ini. Tiap hari setelah sekolah kelar waktunya di habiskan di gym. Kemauannya sangat keras sehingga dalam waktu yang tidak terlalu lama badannya sekarang sudah bagus (six pack). Akhir2 ini bahkan dia berani ikut-ikutan kontes body building meskipun belum juara.

Saya kenal Kevin saat ortu dulu masih punya rumah di sebuah perumahan di kota Blitar. Dia tetangga saya di perumahan tersebut. Namun karena rumah yang di 'desa' akhirnya jadi tidak terurus ortu akhirnya dengan berat hati menjual rumah di kota tersebut. Hubungan kami yang sudah akrab meskipun akhirnya kontak lebih sering pake sms atau bb.

Tahun 2014 ini Kevin lulus SMA. Kebetulan di rumah saya pas lagi acara sehingga Kevin akhirnya datang. Mungkin ini adalah pertemuan pertama kami setelah hampir 1 tahun repot dengan urusan masing-masing. Saat ketemu inilah saya tanya tentang UN nya. Dan...saya benar-benar terkejut!

Selama UN kemarin dia sama sekali tidak pernah belajar apalagi baca buku. Hach! maksudnya pekik saya. Ya..dia agak ragu-ragu awalnya. Kevin cerita ternyata waktu ujian kemarin dia dan teman-temannya 'membeli' kunci jawaban dari seseorang. Untuk menghindari kecurigaan kunci jawaban itu di disain sedemikian rupa agar satu sama lain tidak sama.

Hebatnya lagi kunci jawaban itu juga sudah di sengaja untuk tidak benar semua. Dan hasilnya...Kevin dan teman-temannya lulus semua. Masih menurutnya di sekolah dia hanya ada beberapa anak yang tidak melakukan hal demikian. Mereka biasanya anak guru yang mengajar di sekolah tersebut.

Ada rasa sedih juga sebenarnya saat Kevin bercerita seperti itu. Di mata saya Kevin sebenarnya bisa lulus walaupun tidak membeli kunci jawaban seperti itu. Sejak SD dan SMP nilainya selalu baik meskipun tidak masuk best 3.

Cerita Kevin ini seakan menjawab berita-berita miring dari pelaksanaan UN. Pemerintah dalam hal ini diknas sebenarnya sudah melakukan berbagai cara untuk meminimalisir kemungkinan adanya kasus seperti ini. Saya pikir diknas memang harus benar-benar mengetatkan kembali atau mencari cara lain agar cerita-cerita seperti ini tidak akan terulang lagi. Tidak mudah memang. Sayangnya saya sendiri juga tidak punya ide untuk di sumbangkan.

Selamat ya Vin sudah lulus!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun