Mohon tunggu...
Mang Oejank Indro
Mang Oejank Indro Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Saya Hanya Orang Indonesia Biasa, Yang Belajar dan Bekerja Dengan Cara Indonesia. Untuk Benar-benar Menjadi Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Senandung Petruk untuk Pak BeYe

29 Januari 2011   07:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:05 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ditengah perjalanan, di sebelah selatan masjid Istiqlal Petruk ngaso, ngombe. "Mosok wong maling ayam disamakan dengan Ayin? Pembinaan yo pembinaan, kealakuan baik yo kalaukan baik." Petruk terkesiap pernyataan Ketua Komisi III DPR RI, Benny K Harman, "Jangan-jangan malah mereka (petugas rumah tahanan) yang dibina penghuni..!" Petruk segera membuka serat dari Pak BeYe tentang aturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2006 tentang Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak Warga Binaan Pemasyarakatan. "Jangkrik..!! Yo pantes, wong di sini (sambil menunjuk serat) ndak ada pembedaan perbuatan baik bagi penjahat kelas teri dan penjahat kelas kakap. Eh, salah, kelas paus." Petruk merasa kurang puas dengan peraturan pemerintah tersebut. Ia merasa di-goblok-goblok-i pemerintah. "Opo anccene wong Indonesia goblok-goblok yo? Hiks..hiks..hiks.." Celoteh Petruk lantas kabur menuju ke Istana Negara.

Di depan Istana Negara, Petruk melihat beberapa pedagang asongan yang sliwar-sliwer mencari kehidupan. Mulai dari jajanan, bakso, mie ayam, dan es cendol. Petruk melihat mobil Dauhatsu Terios diikuti beberapa orang dengan perlengkapan jurnalistik. Setelah aksi intip-mengintip, ternyata mobil Terios tersebut dikendarai jaksa Cirus Sinaga. "Loh, koq Pak Cirus masih keleleran nang dalan. Piye Kapolri iki..!!" Geram Petruk. Memang wis mbalelo sama penegakan hukum di bumi Indonesia. Polri dan Kejaksaan, dan Ditjen Pajak sudah kronis. Sejatinya harus segera di "suntik" oleh Pak BeYe sedini mungkin. "Suntik pake 12 instruksi ora mempan, mosok kudu naik gaji dulu." Cetus Petruk. Ia langsung melangkahkan kaki menuju Istana Negara. Dengan mudah ia melewati "jebakan" yang dibuat oleh penjaga istana. Sayang seribu sayang, Petruk ditilap Pak BeYe ke Congress Hall Zentrum, Davos, Swiss. Di kota tertinggi di benua Eropa itulah Pak BeYe menjadi tunggal wicara dalam World Economic Forum (WEF). Pak BeYe, denger-denger, ngajak dunia mengatasi ketimpangan ekonomi. "Mbok yo ketimpangan di Indonesia di beresno dulu, pertumbuhan ekonomi 6.0 % dan GDP 2.968 toh masih seabrek wong ngelongso." Petruk mengeluh. Ia juga teringat pada tulisan Om Rheinald Kasali di Harian Sindo (27/1/11) dengan judul "Dompet Kebohongan". Dalam tulisan tersebut, Om Rheinald menegaskan bahwa peningaktan GDP, tidak menjamin peningkatan kebahagiaan masyarakat. Oleh karena itu, Raja Jigme Khesar Namgyel Wangchhuk lebih gandrung dengan tolak ukur GNH, gross national happiness. "Jika Pak BeYe gawe GNH, yo langsung diprotes kurang lebih 30 juta rakyat miskin Indonesia! wkwkwkwkwk!" Tegas Petruk.

Akhirnya Petruk bersenandung dengan lirih dalam perjalanan kembali ke Suralaya. Di Suralaya, Bung Karno, Moh. Hatta, Gus Dur, M. Natsir, Jend. Sudirmanm, Bung Tomo, dan banyak tokoh Nusantara di Suralaya mendengar laporan Petruk. Mereka menggetarkan bibir dan terpaksa mengais sisa air mata di mata mereka. Kondisi tanah air yang diperjuangkannya dengan semua organ tubuh dan jiwanya, ya.. gitu-gitu aja...! Cita-cita mereka jauh mlengos dari realita ke-Indonesia-an sekarang ini. Petruk menundukkan kepala, kemudian meyakinkan mereka bahwa Indonesia akan segera menjadi negara sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan. Mereka semua lantas bersenandung.

"Hiduplah Tanahku, Hiduplah Negeriku

Bangsaku, Rakyatku Semuanya"

"Bangunlah Jiwanya, Bangunlah Badannya

Untuk Indonesia Raya"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun