Hidupnya serupa kecebong
Tapi dia mengaggumi kampret
Dan senang menghina kecebong
Hatinya cinta pada para kampret
Ayahku seorang perempuan
Wajahnya penuh solekan
Giat mulutnya bercincong
Ludah selalu membasahi bibirnya
Manis rasanya melembutkan mukanya
Ia suka diam berbaring berdandan
Tahunya mengomeli ibuku dan kami anak-anaknya
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!