Mohon tunggu...
Khuzaimatul Latifah
Khuzaimatul Latifah Mohon Tunggu... -

Belajar dg semangat menuju mimpi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Memahami manusia yang berfilsafat

5 September 2013   00:09 Diperbarui: 24 Juni 2015   08:20 312
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menelaah manusia dalam perspektif filsafat berarti mengupas tuntas kehidupan manusia dari segala arah yaitu dari kehidupannya yang mencakup pengalaman dan termasuk juga kemampuan manusia yang kita soroti dari segi kognitif, afeksif dan psikomotorik.

Filsafat manusia menyoroti gejala dan kejadian manusia secara reflektif sehingga dengan mempelajari filsafat manusia berarti kita dibawa ke dalam suatu panorama pengetahuan yang sangat luas, dalam, dan kritis, yang menggambarkan esensi manusia.

Saat manusia telah mengetahui siapakah sesungguhnya dirinya dalam pemahaman yang menyeluruh, maka hal tersebut memudahkan untuk mengambil keputusan-keputusan praktis atau untuk menjalankan berbagai aktivitas hidup sehari-hari.

Dalam pikiran saya, yang terlintas bahwa manusia adalah makhluk yang selalu ingin tahu. Maka, untuk menunjukkan keberadaannya kadang manusia harus menjadi sosok lain dalam sebuah komunitas. Padahal untuk memahami dirinya ia belum mampu memberikan penilaian konkret terhadap tujuan hidupnya. Dengan demikian peristiwa demi peristiwa yang terjadi dalam hidup manusia yang beragam terlewat begitu saja tanpa adanya pemaknaan akan keistimewaan untuk mempelajarinya.

Di lain sisi, manusia memiliki sikap yang terlalu perasa dan mendalami setiap rentetan peristiwa yang menghapiri kehidupannya. Manusia selalu ingin memaknai fenomena yang dilihat, yang didengar, dan yang dirasakan . Lalu, memikirkan hal tersebut dengan rentan waktu yang tidak dapat dikatakan sebentar untuk memberikan pemaknaan pada pengalaman yang baru saja dilaluinya. Berbekal pemikiran yang telah terkonsep, manusia mencoba merumuskan sebuah tujuan baru dari gagasan yang muncul demi kemaslahatan hidup dimasa berikutnya, sehingga pada gilirannya, manusia dapat meninjau secara kritis asumsi-asumsi yang tersembunyi di balik teori-teori yang terdapat di dalam ilmu-ilmu tentang manusia .

Lantas apa sebenarnya yang manusia cari dalam hidupnya ini? kebahagiaan sebagai sebuah anugrah atau kebermaknaan hidup sebagai bentuk ke'ada'an dirinya di dunia? rasanya pertanyaan tersebut terlalu rumit untuk diartikan karena mendefinisikan bahagia dan makna hidup pun tidak cukup dengan mengadopsi pendapat tokoh sebagai bentuk refleksi adanya manusia.

Kita mengetahui, setiap manusia berbeda dengan manusia lain dalam hal ini nalar berpikirnya. Dengan adanya asumsi ringan nyatanya belum dapat memberikan jawaban tentang hidup manusia. Kembali lagi pada setiap kepala mempunyai pemikiran yang berbeda sehingga segala hal yang terjadi dipengaruhi oleh persepsi dan pengalaman sebelumnya.

Tidak ada yang salah ketika manusia berpendapat, karena manusia bebas untuk berpikir dan memikirkan hidupnya. Manusia (mungkin) hanya dibatasi dengan kenyataan bahwa hidup tak lepas dari budaya dan tata tertib kehidupan. Meskipun manusia bebas untuk memilih; memilih apa saja yang akan dia lakukan, tak dapat dipungkiri ia tidak akan terlepas dengan kerumitan yang secara gamblang kadang tidak nampak.

Jadi, inilah manusia yang memiliki emosi baik akan diarahkan pada emosi positif ataupun negatif . Paling tidak kita mendapatkan sebuah pelajaran berharga tentang kompleksitas manusia yang tidak pernah selesai dipertanyakan apa makna dan hakikatnya.

Karena manusia bebas berpikir, bebas berfilsafat.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun