Mohon tunggu...
Khuzaimatul Latifah
Khuzaimatul Latifah Mohon Tunggu... -

Belajar dg semangat menuju mimpi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Silahkan Berkehendak Buta!

24 Oktober 2013   01:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:07 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Schopenhauern adalah tokoh yang mengajarkan pada kekonkretan dan kejelasan dalam berfilsafat, bahwasanya untuk memulai berfilsafat secara langsung, yakni dari diri kita sendiri dan bukan dari objek luar. Kita tidak pernah sampai pada hakekat benda – benda dari ketiadaan. Semakin kita menyelidikinya semakin kita sadar bahwa kita tidak mungkin mencapai sesuatu pun selain citra-citra dan nama-nama.

Kita seperti manusia yang berputar-putar secara sia-sia mengelilingi sebuah benteng untuk mencari pintu gerbang. Namun, karena pintu itu tidak ditemukan, maka kita membuat sketsa pada mukanya, oleh sebab itu marilah kita masuk saja ke dalam. Kalau kita mampu menemukan hakikat jiwa kita sendiri, kita mungkin akan mempunyai kunci untuk membuka pintu dunia luar.

Dunia sebagai kehendek untuk hidup dalam pandangan Schopenhauern adalah dalam diri manusia terdapat kesadaran dan intelektual yang mana di bawah intelektual terdapat kehendak yang tidak sadar. Kehendak merupakan pemersatu kesadaran , ide-ide dan pemikiran-pemikiran yang terikat dalam satu kesatuan.

Dunia sebagai kehendak untuk reproduksi sebagai tujuan utama dan naluri yang paling kuat dari setiap organism, karena dengan cara itu terdapat kehendak menaklukkan kematian. Hukum daya tarik seksual adalah bahwa pemilihan pasangan hidup sebagian besar ditentukan oleh kecocokan diantara orang yang berpasangan untuk beranak-pinak.

Dalam banyak kasus, jatuh cinta bukanlah masalah hubungan cinta timbal-balik antara dua manusia. Masalah pokoknya adalah keinginan untuk memiliki apa yang tidak mereka punyai. Sesungguhnya tidak ada perkawinan yang mendatangkan malapetaka, kecuali perkawinan karena cinta. Alasanya cukup jelas, bahwa tujuan utama perkawinan adalah perpanjagan spesies, dan bukannya kesenangan individu. Cinta adalah penipuan diri yang diperaktekkan oleh alam.

Manusia adalah mahluk yang berkehendak yang sumbernya terdapat di sisitem reproduksi, dan baru kemudian sebagai subjek dari pengetahuan murni (yang sumbernya adalah otak).Semakin kita mengenal nafsu kita, semakin kurang kita dikuasi oleh nafsu-nafsu dan tidak ada yang bakal melindungi kita dari paksaan dan kekuatan luar, selain control dari diri kita sendiri. Ada yang paling mengagumkan dari yang mengagumkan bukanlah penaklukan dunia, melainkan penaklukan atas diri sendiri. Filsafat, pada akhirnya, berfungsi sebagai alat memurnikan kehendak, akan tetapi filsafat harus dimengerti sebagi pengalaman dan pemikiran,

Saat membicarakan pemikiran Schopenhauern yang beragam maka yang ada dalam pikiran penulis adalah sungguh rumit. Maka silahkan berkehendak buta ala Schopenhauern !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun