Mohon tunggu...
Khuzaimatul Latifah
Khuzaimatul Latifah Mohon Tunggu... -

Belajar dg semangat menuju mimpi

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Apa Kata Descartes??

24 Oktober 2013   09:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:07 96
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Descartes, Bapak Filsafat Modern ini sungguh luar biasa! Karena berkat pemikirannya yang fenomenal tentang kesangsian segala hal. Descartes mengatakan bahwa satu-satunya sumber pengetahuan adalah dari dalam diri manusia itu sendiri. Manusia bebas untuk berfikir, namun pemikiran manusia saat ini tidak murni karena telah dipengaruhi oleh nalar berfikir orang lain seperti halnya selama menempuh pendidikan di sekolah. Sejak kecil manusia telah terdoktrin pemikiran orang lain sehingga Descartes menghasilkan sebuah pemikiran bahwa sebenarnya manusia adalah makluk yang berkehendak. Oleh karena itu Descartes mengakui adanya pertalian antara jiwa dan tubuh yang termasuk dalam aliran dualism.

Descartes adalah sosok yang mengunggulkan kebenaran, sebagai contoh dia tidak pernah menerima apapun sebagai hal yang benar jika tidak mempunyai pengetahuan, hal tersebut berarti Descartes telah menyangsikan apa yang ada bila tidak jelas kebenarannya. Sesuatu baru bisa dikatakan benar jika tahan uji, dan untuk mengujinya, dia meragukannya terlebih dahulu sampai tidak menemukan alasan untuk meragukan kembali. Di sini jelas bahwa keraguan Descartes lebih pada keraguan metodis dalam mencari sebuah kebenaran yang pasti dengan tidak menerima begitu saja kesan-kesan yang didapatkan sebelum dianalisa dan ditelususri lebih dalam. Hal ini disebut metode keraguan Descartes (cartesian doubt atau cogito descartes). Begitu seterusnya yang dilakukannya sehingga apabila telah diketahuai kebenaran yang tak tergoyahkan maka ia tidak perlu meragu lagi.

Descartes berkata, “ aku dapat meragukan bahwa aku duduk disini dalam pakaian siap untuk keluar : ya, aku dapat meragukan itu karena kadang-kadang aku bermimpi persis sama seperti itu, padahal aku ada ditempat tidur, sedang mimpi. “ tidak ada batas yang tegas antara mimpi (sedang mimpi) dan jaga. Tatkala bermimpi, rasa-rasanya sepeti bukan mimpi. Siapa yang dapat menjamin kejadian-kejadian waktu jaga (yang kita katakan sebagai jaga ini) sebagaimana kita alami ini adalah kejadian-kejadian yang sebenarnya, jadi bukan mimpi ? tidak ada perbedaan yang jelas antara mimpi dan  jaga : demikian yang dimaksud Descartes.

Pendapat Descartes tentang jiwa juga juga berawal dari metode keraguaannya yang melahirkan Cogito Ergo Sum. Dia meragukan segalanya dengan mengaitkan dengan mimpi, ilusi dan halusinasi, sehingga ia tidak dapat meragukan jiwanya karena begitu nyata mengalami ketiganya. Selain itu, Descartes berpendapat bahwa jiwa dan tubuh adalah dua hal yang berbeda walaupun menjadi satu. Tubuh tanpa jiwa maka ia mati namun jiwa tanpa tubuh ia tetap mampu untuk berada dalam ruang dan waktu. Tubuh menurutnya hanyalah sebuah partikel yang bergerak sedangkan jiwa pada hakikatnya adalah kesadaran dan berfikir adalah immateri.

Descartes, kau berfikir maka kau ada !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun