Mohon tunggu...
fauzi ahmad
fauzi ahmad Mohon Tunggu... -

berdamai dengan masa lalu demi membuat masa depan yang indah, itu lebih bijak ketimbang bermesra dengan masa lalu hingga terlupa akan masa depan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Memerdekakan Pikiran

29 Januari 2015   14:29 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:10 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satu tugas suci dan berat telah berada di pundak-pundak kita sahabat, yaitu memerdekakan mereka yang saat ini terzalimi bangsa sendiri serta memimpin mereka ke gerbang pergerakan yang lebih baik. Maka dari itu sebagaimana Tan Malaka berkata “ Mari perkuat pikiran-pikiran rasionalitas sebab pengetahuan dan cara berpikir begitu merupakan puncak tingkatan tertinggi dalam peradaban manusia dan tingkatan pertama unutuk melaju ke zaman depan “ (Aksi Masa)

Kita bangsa timur dan kita masih menjunjung tinggi kesaktian dan adat istiadat serta kebenaran bangsa timur. Berpikir takhayul, tak rasional itu merupakan kemasygulan dan menyiksa diri. Manusia itu harus berjuang, berdaya mencoba jika jatuh bangun lagi hingga menang dalam ikhtiar mu, karen inilah yang dinamakan hidup ! Dan inilah sebenarnya hidup ! Dan kita sebagai manusia sejati mesti mematahkan semua yang merintangi kemerdekaan itu.

Tetapi kita tak akan dapat bebas berfikir merdeka jika kita masih saja tidak dapat membuang segala takhyul dan kebudayan berfikir yang sesat. Tenaga ekonomi sosial yang ada saat ini harus dipersatukan guna mnghancurkan imprealisme barat yang ada saat ini. Jangan sampai kita kalah oleh bangsa barat dalam berpikir dan menganalisa sebuah situasi. Akuilah bahwa kita juga perlu belaajar dengan barat tetapi ingat jangan sampai kita menjadi PENIRU barat, melainkan kita ini murid timur yang cerdas, suka memenuhi kemauan alam sehingga dapat mengungguli pemikiran-pemikiran orang barat.

Jangan sampai kita menjadi bebek-bebek barat sehingga dengan lugu kita manut terhadap hal tersebut pun begitu ketika kita melihat disekitaran ini, kita hanya mahasiswa belaka yang masih banyak belajar dari siapa saja baik dosen formal maupun dosen non formal, namun ketika mereka berdaya upaya hendak mengkebiri pemikiran-pemikiran kita maka mereka tak lagi dosen sebagai mana soe hok gie berkata “guru yang tak tahan kritik boleh masuk keranjang sampah” (CSD)

Dan akhirnya mari kita memerdekakan pemikiran-pemikiran kita dari pada imprealisme mereka orang-orang yang tak mau kita bergerak selangkah lebih depan dari mereka, atas nama kemerdekaan saya akan terus memperjuangkan itu hingga batas yang tak di tentukan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun