Hal ini cukup janggal mengingat Eijkman Instituut (nama lengkap dari institusi ini adalah Eijkman Instituut van de Dienst door de Volksgezondheid) sejak didirikan pada 1888 dengan nama Laboratorium Pathologie en Bacteriologie menempati sebuah gedung di Jalan Pangeran Diponegoro 69.[ii] Sebelum bernama Jalan Pangeran Diponegoro, sebuah iklan di tahun 1941 menunjukkan bahwa Lembaga Eijkman beralamat di Oranjeboulevard dengan nomor bangunan yang sama.[iii]Â
Kemungkinan besar, ketika dijadikan tempat rapat oleh para golongan muda, laboratorium Bakteriologi tersebut bernama Het Koningen Wilhelmina Institut Voor Hygiene en Bacteriologie yang didirikan pada tahun 1931. Pendirian institut ini digagas oleh sebuah yayasan (stichting) yang bertugas untuk merayakan ulang tahun penobatan Ratu Wilhelmina yang ke-33.
Dalam publikasi cetak biru pembangunan institut ini yang dimuat oleh Indisch Bouwkundig Tijdschrift, disebutkan bahwa institut ini kemudian akan beroperasi di bawah Geneeskundige Hoogeschool atau Sekolah Tinggi Kedokteran Batavia yang kemudian menjadi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.Â
Selain itu, institut ini beralamat di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 15, Batavia Pusat.[iv] Hal ini diperkuat dengan data yang disajikan oleh Toeti Kakiailatu dalam biografi B.M. Diah: Wartawan Serba Bisa yang menyebut bahwa rapat golongan pemuda tersebut dihadiri oleh delegasi dari Asrama Menteng Raya 31, Asrama Prapatan 103, dan Kelompok Laboratorium Biologi Wilhelmina.[v] Nama dari kelompok yang terakhir berkaitan dengan nama dari institut yang telah disebutkan di atas.Â
Mengacu pada cetak biru Institut Wilhelmina, saat ini gedung institut tersebut sudah tidak utuh. Pegangsaan Timur 15 hari ini telah dijadikan apartemen dan pusat perbelanjaan Menteng Prada dengan gedung yang sama sekali baru.Â
Sementara itu, Pegangsaan Timur 16 dan 17 saat ini merupakan kantor Bagian Mikrobiologi, Kedokteran Komunitas, dan DIII Keperawatan Universitas Indonesia dan Universitas Bung Karno. Kedua lokasi ini masih menempati gedung tua yang bentuknya mirip dengan gambar pada cetak biru Institut Wilhelmina.Â
Berbagai tulisan yang menyebutkan rapat pemuda di Laboratorium Bakteriologi sering tidak seragam dalam menyebutkan alamat bangunan ini. Beberapa menyebut Pegangsaan 15, beberapa lain 16 dan pula 17. Sejatinya, alamat-alamat tersebut dahulu mencakup satu komplek bangunan.
Lokasi spesifik rapat tersebut pula sulit dipastikan. Buku Sejarah Museum Perumusan Naskah Proklamasi yang diterbitkan oleh Depdikbud pada tahun 1991 menyebutkan bahwa rapat persiapan Rengasdengklok tersebut diadakan di "Gedung belakang".Â