Mohon tunggu...
Dukung Esbeye
Dukung Esbeye Mohon Tunggu... -

Sedang mengembara

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Banjir Ibukota Menjadi Sorotan dan Populer Akhir-akhir Ini

22 Januari 2014   02:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:36 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banjir ibukota DKI Jakarta raya menjadi sorotan dan populer akhir-akhir ini

Sudah menjadi langganan sejak dulu kalau Jakarta setiap kali musim hujan bisa dijamin dan digaransi untuk terjadi banjir. Saya tidak habis pikir, mengapa terjadi demikian. Menurut hemat saya, ini adalah kecerobohan saya sendiri dan kebodohan saya sendiri dalam membuat perencanaan jangka panjang untuk sebuah ibukota.

Ilmu teknik cara kerja air mengalir di suatu pemukiman sebenarnya sudah ada dan ilmu ini sudah benar berdaya guna dan berhasil guna dalam mencegah banjir di banyak kota besar di negara-negara lain.

Hanya negeriku saja yang tidak mempunyai pakar ilmu teknik perhitungan dan perencanaan cara kerja air pemukiman atau perkotaan.

Aku yakin rumus-rumusnya sudah ada dan sudah dibuka secara terang-terangan, sudah tidak disembunyikan lagi sejak jaman dulu, namun, ya itu tadi, mungkin di negeriku belum ada seorang pun yang menguasai ilmu itu, atau kalau mungkin ada, orang tersebut bekerja di bidang lain.

Aselinya ilmu itu adalah ilmu ketok moto. Hanya saja aku suka jadi orang serakah. Aku suka agar kota Jakartaku tidak terencana, tidak tertata, tidak teratur dalam hal perencanaan dengan memakai rumus-rumus cara mengalirkan air. Dengan begini aku bisa bikin proyek pembangunan seenak udelku. Di mana ada lahan kosong, aku bebas mendirikan bangunan seenakku tanpa memperhitungkan sifat-sifat mengalirnya air. Yang penting kan uang masuk. Titik.

Dengan banjir aku menjadi kebanjiran uang karena setiap ada banjir aku bisa mengusulkan proyek tambal sulam. Masalah utamanya tidak akan aku ungkap. Rumus cara mengalirnya air tidak akan aku pakai. Sebab kalau aku pakai dan aku terapkan, dan banjir ternyata bisa tercegah, aku tidak bisa lagi kebanjiran uang.

Aku juga harus mempengaruhi orang-orang yang aku pasang di bagian yang menjadi pemerintah agar mereka senantiasa melancarkan proyek-proyekku, termasuk proyek-proyek yang dipicu oleh berita-berita banjir.

Biarlah media mempolitisir berita banjir. Biar mereka mengkomoditaskan berita banjir untuk golongan tertentu, untuk pejabat tertentu. Aku tidak peduli itu. Yang aku takutkan hanyalah kalau ada orang yang tahu ilmu tentang cara air mengalir terus ilmunya diterapkan dan diadopsi oleh pejabat yang vokal. Sedapat mungkin akan aku cegah hal ini agar tidak pernah terjadi. Akan aku buat ibukota Jakarta dan kota-kota besar lainnya di negeri nusantara menjadi kota-kota langganan banjir. Dengan begini aku akan menjadi penguasa proyek yang terkait dengan isu-isu banjir.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun