Mohon tunggu...
Arie Yehezkiel
Arie Yehezkiel Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Agrowisata Kampoeng Kopi Banaran dalam Mewujudkan Pertanian Berkelanjutan

9 Desember 2018   17:17 Diperbarui: 9 Desember 2018   17:20 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah melakukan rutinitas sehari-hari seperti bekerja di kantor, bekerja di rumah atau belajar di sekolah seseorang tentunya membutuhkan waktu jeda untuk beristirahat atau menyegarkan pikiran. Sekali dalam seminggu, sekali dalam sebulan, maupun minimal sekali dalam setahun orang-orang akan meluangkan waktunya untuk berbergian atau bertamasya ke suatu tempat dengan tujuan bersenang-senang, berekreasi, berkumpul bersama keluarga, atau menambah wawasan yang disebut dengan wisata.

Indonesia sendiri terkenal dengan berbagai objek wisata mulai dari alami sampai buatan. Salah satunya Agrowisata, Agrowisata dapat menjadi alternatif bagi wisatawan yang ingin meluangkan waktunya untuk bersenang-senang, berekreasi, kegiatan bisnis, ataupun menambah wawasan.

Sutjipta (2001) mendefinisikan, agrowisata adalah sebuah sistem kegiatan yang terpadu dan terkoordinasi untuk pengembangan pariwisata sekaligus pertanian, dalam kaitannya dengan pelestarian lingkungan, peningkatan kesajahteraan masyarakat petani. 

Saya dan teman saya berkesempatan mengunjungi salah satu objek agrowisata yang terletak di Jl. Raya Semarang -- Solo KM 35 Bawen, Kabupaten Semarang - Jawa Tengah, Indonesia yaitu Kampoeng Kopi Banaran.

Agrowisata ini cukup terkenal di Jawa Tengah khusunya kawasan Joglosemar ( Jogjakarta, Solo, dan Semarang) karena tempatnya yang strategis dan aksesibilitasnya mudah di jangkau, juga pemanfaatan lanskap kebun kopi serta pemandangan alam  sebagai visual lanskap. 

Tidak hanya itu, Kampoeng Kopi Banaran juga menyediakan berbagai fasilitas outdoor dan indoor, seperti tempat parkir yang luas, mushola,  resto yang menyediakan berbagai macam makanan dan minuman, Taman bermain anak, outbond, hotel, lapangan olahraga, kolam renang, dll. 

Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Bagi pecinta kopi, tempat ini sangat cocok untuk minum kopi langsung dari kebunnya sambil melihat pemandangan kebun kopi dan pemandangan alam Rawapening. Namun sayangnya saat itu saya dan teman saya tidak dapat melihat proses panen hingga pengolahan kopinya dikarenakan tempat pengolahannya berada cukup jauh dari kebunnya. Setelah mencicipi kopi dan pisang goreng yang ada di resto saya dan teman saya melakukan wawancara dengan pengunjung yang ada saat itu.

Menurut ibu Rini yang merupakan salah satu pengunjung yang berasal dari Banyumanik, kelebihan dari Kampoeng Kopi Banaran yaitu menyediakan fasilitas yang cukup lengkap, namun ada beberapa kekurangan, yaitu : 

1. papan penunjuk/signboard yang kurang lengkap. 

2. Kebersihan agak kurang, dimana tempat membuang sampah itu sedikit. 

3. makanan yang cukup mahal, varian makan yang kurang menarik. Pengunjung lain mengatakan, daya tarik tempat tersebut karena ada Masjidnya. Dalam artian tempat wisata yang menarik adalah tempat dimana fasilitasnya tersedia dengan lengkap. Ada juga yang mengatakan tempat wisata ini memberi pelajaran dan pengalaman yang lebih. contohnya, tahu tentang sejarah kopi, asal usul kopi dll.

Opini saya tentang hubungan antara agrowisata Kampoeng Kopi Banaran dan pertanian berkelanjutan. Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam konsep berkelanjutan yaitu pertumbuhan ekonomi yang sehat, kesejahteraan masyarakat lokal, tidak mengubah struktur alam dan melindungi sumber daya alam atau bisa disebut 3 pilar keberlanjutan people, Profit, Planet.

Dari segi ekonomi, selain mendapatkan hasil dari penjualan produk kopi tersebut, Kampoeng Kopi Banaran juga mendapatkan keuntungan dari pengunjung yang datang setiap harinya untuk berwisata. Dengan adanya tempat wisata tersebut membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal, contohnya saja seorang bapak yang menyewakan kudanya. Begitu juga dengan struktur alam dan sumber daya alam di tempat tersebut, terjaga dengan baik.

Menurut saya, untuk mendukung 3 pilar tersebut, adanya kreativitas dan inovasi baru yang mengikuti perkembangan zaman agar konsep berkelanjutan itu dapat tercapai.

Terima Kasih, Semoga Bermanfaat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun