Mohon tunggu...
Odi Shalahuddin
Odi Shalahuddin Mohon Tunggu... Konsultan - Pegiat hak-hak anak dan pengarsip seni-budaya

Bergiat dalam kegiatan sosial sejak 1984, dan sejak tahun 1994 fokus pada isu anak. Lima tahun terakhir, menempatkan diri sebagai pengepul untuk dokumentasi/arsip pemberitaan media tentang seni-budaya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Anak-anak sebagai Manusia dan Bagian dari Bangsa

29 Januari 2019   17:57 Diperbarui: 30 Januari 2019   17:50 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Teater dapat menjadi media pendidikan (Dokpri: Pementasan Teater Bocah Yogyakarta)

Melalui gadget, terbuka berjuta informasi dengan beragam bentuknya, yang dapat berpengaruh secara positif juga negatif. Kecenderungan pula, gadget sudah menjadi bagian tidak terpisahkan dari perjalanan kehidupan kita, dan banyak sudah yang mengidap phubbing.

Pada situasi demikian, ketika ada penilaian bahwa anak-anak dan generasi muda "zaman now" mengalami krisis nasionalisme atau krisis wawasan kebangsaan, siapakah yang patut dipersalahkan? Tentu tidak adil jika hanya menyalahkan anak-anak atau kaum muda. 

Proses "pendidikan" (bukan hanya di sekolah) yang berjalan erat dengan kehidupan sehari-hari, tampaknya sudah memudar atau bahkan hilang. 

Di sisi lain, "pendidikan" dengan bahan pembelajaran yang sangat beragam dan terbuka untuk diakses, membawa nilai-nilai baru, yang terbuka kemungkinan dapat bertentangan dengan nilai-nilai nasionalisme atau kebangsaan.

Sinyal bahaya pula, jika muncul gerakan masif (apalagi didomplengi kepentingan politik), yang tersebar melalui berbagai media dan diorganisir di setiap "ruang temu" tentang kebenaran tunggal atas kelompoknya, yang mana pihak lain yang berbeda pandangan dinilai sebagai pihak yang salah. 

Maka pada sisi mendasar sebagai manusia yang berhubungan dengan manusia lain hanya diukur dari kesamaan, sehingga mendorong orang untuk menghindar atau menghujat manusia yang berbeda, maka bukan hanya soal nasionalisme atau kebangsaan saja yang terancam, melainkan sudah menjadi bencana kemanusiaan.

Ini tentu menjadi PR bagi kita semua untuk mengatasinya. Terlebih Indonesia akan mendapatkan anugerah bonus demografi selama rentang waktu 2020-2035. Sedang, masa depan Indonesia akan ditentukan oleh anak-anak dan kaum muda masa kini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun