Mohon tunggu...
Odi Shalahuddin
Odi Shalahuddin Mohon Tunggu... Konsultan - Pegiat hak-hak anak dan pengarsip seni-budaya

Bergiat dalam kegiatan sosial sejak 1984, dan sejak tahun 1994 fokus pada isu anak. Lima tahun terakhir, menempatkan diri sebagai pengepul untuk dokumentasi/arsip pemberitaan media tentang seni-budaya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menyimak Sastra Bulan Purnama, Sanggarbambu dan Teater Alam di Yogyakarta

25 Desember 2018   10:39 Diperbarui: 25 Desember 2018   10:45 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Trilogi Teater Alam Yogyakarta (Dokpri)

Memang pernah terjadi perpecahan, sehingga ada yang namanya Sanggarbambu '59 (?)" lalu disebutkan nama-nama yang tidak sepakat dengan kepemimpinan Sunarto PR.

Tentang Sanggarbambu '59, tampaknya harus dilacak lagi, mengingat pada pemberitaan seputar Sanggarbambu '59, masih disebutkan Soenarto PR sebagai pimpinan. Atau ada nama lainnya?

Tidak dipungkiri bahwa kehadiran Sanggarbambu  memberikan kontribusi besar pada perjalanan Seni Lukis Indonesia dan Teater. Anggota Sanggarbambu misalnya, pada tahun 1963, 1964 dan 1965, beberapa kali menyambangi beberapa kota di Jawa Timur untuk menghidupkan dan menggerakkan dunia teater di sana. Di Tegal, Sanggarbambu dinilai mampu memotivasi dan menggerakkan kehidupan senirupa di kota tersebut.

Di Yogya sendiri, Sanggarbambu yang pada awal pendiriannya secara rutin melakukan kegiatan berupa pameran di sanggarnya setiap seminggu sekali, memberikan kontribusi dalam dekor atau artistik pementasan-pementasan berbagai kelompok teater, selain juga pentas atas nama Sanggarbambu.

Para seniman besar di Indonesia, pernah berada dalam geliat kreativitas Sanggarbambu seperti Danarto, Sjahwil, WS Rendra, Putu Wijaya, Darmanto.

"Dunia memang sudah berubah, di zaman milenial, bagaimana Sanggarbambu dapat memberikan peran dalam kesenian?" lontaran pertanyaan dari Ana Ratri selaku moderator, yang menjadi PR bagi generasi muda yang kini berada dalam Sanggarbambu.

Dokpri
Dokpri
Teater Alam

Azwar AN, pendiri dan pimpinan Teater Alam (dokpri)
Azwar AN, pendiri dan pimpinan Teater Alam (dokpri)

"Bedah Buku Trilogi Teater Alam" boleh dikata merupakan peristiwa budaya yang menarik dan penting. Menyambut usianya yang ke 47, mereka menerbitkan tiga buku sekaligus, yakni: 1) Azwar AN, Manusia Teater; 2) Teater Alam, Di Panggung Zaman, dan 3) Potret Teater Alam, Warna-Warni Testimoni.

Terbitnya tiga buku ini, bukan bermakna bagi para anggotanya saja sebagai bahan dokumentasi, melainkan juga menjadi salah satu bahan pembelajaran atau bahan kajian bagi para akademisi untuk mengkonseptualisasikan metode-metode yang dikembangkan oleh teater alam dan juga menjadi bahan penting untuk menelisik sejarah perjalanan Teater Indonesia.

Teater Alam yang dibentuk pada 4 Januari 1972, setelah Azwar AN memutuskan keluar dari Bengkel Teater, pada periode 1970-1980-an merupakan salah satu kelompok teater yang menonjol di Yogyakarta. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun