MATA ANEH MENYERINGAI
sorot mata aneh menyeringai
: kuhirup darahmu
kubagi kaumku secawan
terdengar jerit menganga
pecah gerimis malam
burung pemakan bangkai
melayang rendah ke tanah
: haruskah hilang diantara ketiadaaan
Bangkitlah seluruh kaumku
terjadi apa sekarang
sorot matanya masih aneh menyeringai
BIARKAN DIA
biarkan malam ini dia lelap dalam nyanyian
menyatukan gairah dan mimpi-mimpi
hidup bergoyang hanyut dalam syair
biarkan malam ini dia lelap dalam puisi
mencabik kata Koran alas tidurnya
mencari makna dimengerti bagi hidup kaumnya
biarkan malam ini dia lelap tersorot lampu jalan
menghirup udara hitam
lihat, ada senyum dalam lelapnya
1987
TELAH SAMPAI MUARA
telah sampai muara
laut bebas di muka
mari kuak misteri
dalam pertarungan nasib
mulai bersama, kibar bendera
1987
PERJALANAN
Malam
belum berakhir
cekam takut akan mati
detik ganti hari
perenungan lagi
seperti kemarin
dicekik sunyi,
masihkah kulihat pagi?
Pagi
mimpi baru pergi
kemana langkah mencari hati
menguak rejeki
kuhempas jendela menantang matahari
SORE
nikmatilah
duduk memangku angin
balut luka
ikat dengan sutra
tampak letih,
seharusnyalah istirahat
1987
____________________
Catatan:
Puisi yang terlacak pada saat kelas 2 SMA. Berharap pula bisa menemukan pada periode sebelumnya. Setidaknya pada masa-masa SMP. Hm.. Siapa ya yang masih memegang arsip-arsipnya...?
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI