Mohon tunggu...
Odi Shalahuddin
Odi Shalahuddin Mohon Tunggu... Konsultan - Pegiat hak-hak anak dan pengarsip seni-budaya

Bergiat dalam kegiatan sosial sejak 1984, dan sejak tahun 1994 fokus pada isu anak. Lima tahun terakhir, menempatkan diri sebagai pengepul untuk dokumentasi/arsip pemberitaan media tentang seni-budaya

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Belajar Menulis Puisi

6 November 2011   03:53 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:00 2788
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Aku senang bermain air
berenang-renang di jalan.
Kalau di sungainya,
aku tidak berani karena airnya deras.

Kalau sudah begitu,
aku pasti dimarahi ibuku.

”Nah, kamu sudah bisa membuat puisi sekarang. Bukankah ini puisi?”

”Lho, kok? Berarti dari tadi saya sudah belajar membuat puisi? Horeeeeee, saya berhasil membuat puisi. Terima kasih Pak Penyair, terima kasih...!!!”

“Hm, kenapa kamu bersemangat sekali ingin membuat puisi?” tanya sang penyair.

”Saya lagi suka dengan Hana, si mungil Pak. Dia senang puisi. Kawan-kawan saingan saya sudah mengirimi dia puisi. Jadi, saya ikut-ikutan. Terima kasih ya, Pak Penyair... Saya bisa kirim puisi ini ke Hana... Dadaaaaaaaaaaaa Pak Penyair...” Sang anak sambil berlari riang dengan kertas di genggamannya.

Sang penyair melongo, lalu tersenyum-senyum.

Salam,

(Odi Shalahuddin)

_______________________

Catatan:

Tulisan ini pernah diposting di Kompasiana pada tanggal 11 Oktober 2010.  Tampaknya diposting ulang masih relevan terkait dengan perbincangan sastra instan. Model penulisan di atas, sama sekali memang tidak ilmiah, lebih menggunakan pendekatan agar anak-anak belajar berani membuat karya.

Nah, mengapa kita tidak memulainya?

Karena itu (klik saja)



MENULISLAH

Sebab dengan menulis, engkau mencatat sejarah dirimu sendiri.

Coba deh tengok (dengan Mengklik):

TERUSLAH MENULIS MENJADIKAN CATATAN SEJARAH


HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun