Mohon tunggu...
Nicke Seria
Nicke Seria Mohon Tunggu... Guru - Guru Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti

Lingkungan Belajar dan Literasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Literasi Bagi Peserta Didik di Sekolah Dasar

16 Oktober 2024   07:05 Diperbarui: 20 Oktober 2024   14:22 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Literasi merupakan aspek fundamental dalam pendidikan modern. Di Sekolah Dasar, literasi bukan hanya tentang membaca dan menulis, tapi juga tentang kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas melalui berbagai aktivitas. Dalam era digital yang semakin kompleks, kemampuan literasi sangatlah esensial untuk membantu peserta didik dalam proses belajar dan meningkatkan kemampuan akademik mereka. 

Definisi Literasi Sekolah

Menurut definisi resmi, literasi sekolah adalah kemampuan mengakses, memahami, dan menggunakan informasi secara cerdas melalui berbagai aktivitas, seperti membaca, melihat, menyimak, menulis, dan berbicara. Ini artinya, peserta didik harus bisa mengintepretasikan dan menggunakan informasi yang mereka dapatkan dari berbagai sumber. 

Implementasi Gerakan Literasi Sekolah Dasar

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) merupakan upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Program ini dipimpin oleh Peraturan Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2015, yang bertujuan meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi buku pengayaan dan strategi membaca di semua mata pelajaran.

Tahapan GLS

GLS dilaksanakan dalam tiga tahap utama: pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.

Pembiasaan: Tujuan utama adalah menumbuhkan minat baca dan keterampilan membaca peserta didik. Hal ini dicapai dengan rutinitas membaca bersama-sama sekitar 10--15 menit sebelum pelajaran dimulai. Guru/pustakawan/masyarakat relawan membacakan buku/bahan bacaan lain dengan nyaring untuk memotivasi dan membuat peserta didik gemar membaca.

Pengembangan: Langkah ini fokus pada pengembangan kemampuan literasi yang lebih tinggi. Peserta didik diajak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan membaca dan diskusi. Sarana prasarana sekolah seperti perpustakaan, sudut buku kelas, area baca, dan kebun sekolah digunakan untuk memfungsikan lingkungan fisik sekolah agar kaya teks (print-rich material).

Pembelajaran: Tahap ini melihat hasil implementasi gerakan literasi tersebut. Guru dan staf pendidikan dinilai efektif dalam menyampaikan materi belajar melalui metode cerita dan interaksi langsung dengan siswa. Hasilnya, peserta didik semakin percaya diri dalam berbicara dan menulis karena mereka telah terbiasa dengan aktivitas literasi sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun