Mohon tunggu...
Ode Abdurrachman
Ode Abdurrachman Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Trading Blogger - Pemerhati Pendidikan | Ketua IGI Provinsi Maluku | Ketua Dikdasmen PDM Kota Ambon Guru, Pengajar, aktivis Muhammadiyah Kota Ambon

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ikatan Guru Indonesia (IGI) Pro Maluku; Benar Mengajar bukan Menghajar! (part.2)

18 Februari 2016   10:26 Diperbarui: 18 Februari 2016   10:56 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Idealisme hadirnya IGI Pro Maluku

Setidaknya hadirnya IGI, di kalangan guru dan birokrasi pemerintahan adalah meringankan kerja dan kinerja Pemda, LPTK, LPMP, untuk mendidik dan melatih para guru, sehingga pekerjaan mereka tidak lagi banyak, karena sebagian besar sudah ditangai oleh IGI, organisasi profesi, yang terus menginisiasi terus para guru dengan berbagai pelatihan dan program peningkatan kualitas guru dari kota hingga ke pelosok. apakah mereka tidak merasa diuntungkan?

Kami merekrut para guru-guru kreatif dan profesional di bidangnya, untuk menjadi pengurus sekaligus guru pelatih (Teacher of Training/TOT), mereka-mereka yang pernah menjuarai berbagai even daerah maupun nasional untuk berada di pengurus wilayah dan kabupaten hingga kota, tidak terkecuali guru-guru pelosok yang bermental baja ingin memajukan kualitas pendidikan bersama, mereka bukan siapa-siapa, tapi mereka bukan guru biasa, melalui merekalah IGI follower (istilah baru bagi guru-guru yang bergabung di IGI), bisa memberi inspirasi dan kontribusi positif tentang kiprah IGI di Maluku.

Lantas bagaimana dengan Organisasi PGRI sebagai Organisasi Profesi yang kini melekat di pikiran para Guru?

Hadirnya PGRI, adalah bagian yang tak terpisahkan dari perjuangan para guru yang sekian lama, mendambakan penghargaan yang layak sebagai guru dalam hal profesi, perjuangan PGRI memuluskan jalan sertifikasi profesi hingga saat ini patut diapresiasi, bahwasanya saat ini guru bisa dikatakan berpenghasilan sejahtra, karena ada tunjangan tambahan selain gaji pokok. atas tugas prestasi kawan-kawan PGRI pusat inilah kalangan para guru harus berterima kasih.

Tetapi kemudian peningkatan kesejahteraan guru tidak berbanding lurus dengan peningkatan kualitas guru. inilah yang sangat tidak diharapkan. motivasinya adalah ketika para guru mendapat kesejahteraan maka kualitas pengajaran dan pendidikan juga akan maju, tapi ternyata tidak sama sekali. berbagai penelitian membuktikan bahwa penerimaan tunjangan profesi melalui program sertifikasi guru dan Pendidikan profesi Guru (PPG) tidak serta merta menaikan pamor guru. untuk itulah dievaluasi kembali oleh pemerintah, salah satunya melalui Ujian Kompetensi Guru (UKG) yang dilakukan secara Online, dan hasilnya, tidak semua guru mampu menjawab soal komptensi pedagogik tersebut. dan Maluku sebagai propinsi tertua menduduki urutan terendah kedua dari bawah setelah Maluku Utara untuk skala perolehan nilai UKG. cukup miris tapi itulah faktanya....

lanjut ke bagian 3 ya...

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun