Mohon tunggu...
rosida kerin meirani
rosida kerin meirani Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Menjadi sukses itu kuncinya cuma satu, yaitu MAU

Selanjutnya

Tutup

Puisi

[Puisi] Senjata yang Dilupa

15 April 2017   19:33 Diperbarui: 16 April 2017   04:00 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masih terasa..

Cucuran keringat, air mata, cemas..

Melawan pasukan merah putih biru

Melewati masa gelap

Berharap datangnya fajar tuk menyinari

Yaaa

Saat itu tiba..

Saat bendera yang berkibar tak lagi berwarna tiga

Merah putih

Indonesia Raya

Diakui dunia

Berpikir bahwa fajar membawa terang

Yaah

Dugaan itu sama sekali salah

Dunia bendera dua warna

Tak menghadirkan kondisi berbeda

Fajar tak datang menyinari

Sebaliknya..

Ia mencambuk, membakar bahkan memusnahkan

Bahagia setelah penantian

Kini tak ada lagi bangga

Hilang sudah suka

Datang kembali duka

Senjata kami telah dilupa..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun