Mohon tunggu...
Money

Analisis "Good Company Bad Stock" APLN

20 Desember 2017   23:57 Diperbarui: 21 Desember 2017   00:35 1437
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apabila harga saham terus menurun apakah APLN tergolong Bad Company?

Clarke & Statman (1994) mengutarakan bahwa yang merupakan atribut penting dari good company adalah perusahaan yang besar dan memiliki rasio book-price yang rendah, merupakan perusahaan yang stabil (variabilitas pasar dan variabilitas earnings yang rendah), memiliki kesuksesan di masa lalu, serta memiliki financial leverage dan dividend-yield yang juga rendah. Hal ini didukung dengan data sebagai berikut:

Rasio Price-to-book yang dimiliki oleh Agung Podomoro Land juga cukup rendah pada angka 0.5, dibandingkan dengan price-to-book industri sebesar 2,61. Hal ini sesuai dengan syarat lain yang dikemukakan oleh Clarke & Statman, yaitu good company memiliki price-to-book yang rendah. Selain itu, PER Agung Podomoro Land juga tergolong rendah pada angka 5.1 apabila dibandingkan dengan PER industri sebesar 67.47. Hal ini berarti perusahaan dapat memberikan return bagi investor dalam waktu 5,1 tahun lebih cepat dibandingkan perusahaan pada industri yang sama.

vr-5a3a9483cf01b4404c744f62.jpg
vr-5a3a9483cf01b4404c744f62.jpg
Sumber: https://www.investing.com/equities/agung-podomoro-ratios

Hal-hal ini menunjukkan bahwa pada dasarnya, sesuai syarat yang disebutkan oleh Clarke & Statman, PT Lippo Cikarang merupakan perusahaan yang termasuk good company. Kemudian, mengapa APLN dikategorikan sebagai bad stock dapat dilihat dengan meninjau kembali nilai sahamnya yang terus menurun (seperti yang telah ditunjukkan oleh grafik di atas) walaupun rasio lainnya menyatakan bahwa APLN merupakan good company. Hal ini juga dapat dilihat dengan rendahnya nilai dari PBV (0,5) dimana nilainya tidak mencapai angka 1.

Analisis dan Valuasi Terhadap Nilai Saham APLN

Analisis Makroekonomi

Berdasarkan Macroeconomic Indicators Forecasting Survey yang dillakukan oleh Bank Indonesia pada Triwulan III tahun 2017, responden memprediksi bahwa ekonomi nasional akan terus mendapatkan momentum pada tahun 2018. Perutumbuhan diperkirakan akan mencapai 5,31% (yoy), konsisten dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh bank Indonesia untuk tahun 2018 yaitu pada 5,1-5,5%. Pakar analis mengharapkan ekonomi global yang lebih kuat juga dengan meningkatnya konsumsi yang dilakukan baik oleh pemerintah maupun masyarakat. Selain itu, eberapa ekspektasi untuk indicator ekonomi di tahun 2017 dan 2018 adalah:

x-5a3a9498f1334444554a1572.jpg
x-5a3a9498f1334444554a1572.jpg
(http://www.bi.go.id/en/publikasi/survei/proyeksi-indikator-makroekonomi/Documents/SPIME%20Tw%20III%20-2017_ENG.pdf)

            Dalam kaitannya dengan APLN dan juga mengutip berita "Pemerintah Genjot Infrastruktur Jabar, APLN Optimistis Proyek Podomoro Park Cepat Diserap Pasar" oleh tribunnews (http://www.tribunnews.com/bisnis/2017/12/05/pemerintah-genjot-infrastruktur-di-jabar-apln-optimistis-proyek-podomoro-park-cepat-diserap-pasar) maka APLN optimis, pasar properti Indonesia akan semakin membaik di tahun depan seiring dengan membaiknya tren pertumbuhan ekonomi di tahun 2018. Pemerintah sendiri mematok pertumbuhan ekonomi tahun depan sebesar 5,4 persen, tak berbeda jauh dari proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dibuat Bank Dunia sebesar 5,3 persen. Assistant Vice President Marketing Strategic Residential APLN Agung Wirajaya di acara dialog interaktif 'Geliat Infrastruktur, Property Tak Lagi Kendur' di Jakarta, Rabu (5/12/2017) mengatakan, pembangunan Bandara Kertajati di Subang dan Pelabuhan Patimban di Pantura Jawa Barat akan semakin mempercepat akses ekonomi dari dan ke kawasan itu. Dengan melihat adanya beberapa proyek yang akan digeluti oleh APLN kemungkinan besar nilai saham APLN akan meningkat dan menunjukkan tren naik yang konsisten.

Analisis Industri

  • Commercial Property Prices

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun