Indonesia mengalami dua masalah gizi yang besar. Selain masih kekurangan gizi, kita juga mulai kelebihan gizi. Anak balita, anak usia sekolah, remaja dan orang dewasa masih banyak yang kurus, tetapi sekaligus mulai banyak yang gemuk.Â
Kekurangan dan kelebihan gizi sama-sama berdampak negatif. Kekurangan gizi berhubungan erat dengan lambatnya pertumbuhan tubuh (terutama pada anak), daya tahan tubuh yang rendah sehingga mudah sakit, kurangnya kecerdasan, dan produktifitas yang rendah. Kelebihan gizi ditandai dengan kelebihan BB dan gemuk, beresiko terkena berbagai penyakit kronis/degenerative, seperti diabetes, tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke, penyakit asam urat (gout), dan beberapa jenis kanker.Â
Kekurangan dan kelebihan gizi muncul karena pola makan bergizi tak seimbang. Kekurangan gizi terjadi akibat asupan gizi di bawah kebutuhan. Kelebihan gizi timbul karena asupan gizi melebihi kebutuhan. Untuk mencegah kekurangan dan kelebihan gizi, diperlukan pola makan berprinsip gizi seimbang.Â
Gizi seimbang adalah susunan makanan sehari-hari yang mengandung zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan memantau berat badan secara teratur dalam rangka mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi.Â
Beberapa pedoman yang harus diperhatikan untuk memenuhi kebutuhan nutrisi pada anak, yaitu (Kodyat, 2014):Â
1.Konsumsi makan dalam sehari utamakan sebanyak tiga kali sehari yaitu pagi, siang, malam.Â
2.Peningkatan asupan sayur dan cukup buah.Â
3.Biasakan konsumsi ikan sebagai sumber protein.Â
4.Biasakan membawa bekal makanan serta air putih yang cukup.Â
5.Hindari makanan cepat saji, makanan yang mengandung zat pengawet, pemanis, serta pewarna.Â