4.Pemeliharaan Rutin
Perbaikan jalan tidak cukup hanya dilakukan saat terjadi kerusakan parah. Pemeliharaan berkala harus menjadi kebijakan wajib agar jalan tetap dalam kondisi baik.
5.Diversifikasi Rute Alternatif
Pemerintah perlu mempertimbangkan pengembangan jalur alternatif untuk mengurangi beban di jalur utama. Hal ini juga penting untuk mengantisipasi penutupan jalur akibat kondisi darurat.
Kesimpulan:
Penutupan jalur Riau-Sumbar di Koto Kampar adalah pengingat penting bahwa infrastruktur tidak hanya soal pembangunan, tetapi juga soal perencanaan dan pemeliharaan jangka panjang. Dengan peran strategisnya, jalan ini harus menjadi prioritas nasional yang mendapat perhatian penuh.
Balai Jalan Nasional dan pemerintah perlu menjadikan insiden ini sebagai titik balik untuk memperbaiki sistem infrastruktur di wilayah tersebut. Masyarakat pun memiliki peran dengan mendukung application perbaikan dan menjaga keberlanjutan jalan. Hanya dengan kolaborasi semua pihak, jalur ini dapat menjadi simbol konektivitas yang kuat antara Riau dan Sumatera Barat, mendukung pembangunan ekonomi dan sosial yang lebih baik di masa depan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H