Mohon tunggu...
Octavino Arya Prapanca
Octavino Arya Prapanca Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Maritim Raja Ali Haji

"Think before you did something"

Selanjutnya

Tutup

Gadget

Opini Mengenai Pembelajaran Daring pada Masa Pandemi

4 November 2021   16:00 Diperbarui: 4 November 2021   22:29 177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Tentunya sangat membosankan bukan, namun, pada pembelajaran daring, proses pembelajaran menjadi lebih menarik, karena media yang digunakan bukanlah papan tulis lagi melainkan media digital, seperti contohnya pemberian materi pembelajaran melalui video animasi bersuara, powerpoint dengan desain yang menarik, lalu juga bisa dari menonton youtube. Beberapa hal tersebut akan memberikan kesan baru bagi peserta didik sehingga mereka tidak akan bosan dalam belajar, karena penyajian materi yang menarik dan variatif.

 

Selain tanggapan positif, terdapat beberapa tanggapan negatif yang dapat saya lontarkan mengenai pembelajaran secara daring ini. Yang pertama, yaitu masalah jaringan. Mungkin keluhan seperti ini sudah tidak asing lagi untuk didengar, karena rata-rata keluhan yang dilontarkan terkhususnya dari peserta didik, tentunya adalah masalah jaringan. 

Semua ini disebabkan oleh daerah yang berada di pelosok, sehingga minim jangkauan sinyal. Meskipun berada di kota atau tempat yang mudah dijangkau sinyal, namun, tidak menutup kemungkinan akan terjadi masalah jaringan. 

Contohnya saja saya, meskipun saya berada di kota, namun saya juga kerap kali mengalami gangguan jaringan, itu disebabkan oleh faktor cuaca yang tidak bagus, sehingga membuat sinyal menjadi terganggu dan berimbas pada jaringan. Selain itu juga, mati listrik dapat menyebabkan gangguan sinyal, karena biasanya jika mati listrik maka sinyal juga menghilang. 

Kemudian yang terakhir, yaitu masalah ekonomi. Pembelajaran secara daring ini sering menggunakan aplikasi tatap muka secara online seperti zoom, google meet, dll, kelihatannya memang memudahkan sekali, namun kenyataannya penggunaan kuota internet melalui aplikasi tersebut sangatlah banyak, sehingga tidak cukup jika membeli kuota internet yang sedikit, jadi mau tidak mau harus membeli kuota internet yang cukup banyak, padahal harganya sangatlah mahal. 

Bantuan kuota dari kemendikbud baru beberapa bulan terakhir ini saja, semasa semester 1 dan 2 awal, belum ada bantuan kuota kemendikbud ini, sehingga harus membeli kuota terus menerus agar bisa mengikuti pembelajaran secara daring. Jujur hal ini cukup memberatkan bagi saya, karena saya tergolong keluarga yang sederhana, ditambah lagi saya belum kerja dan satu-satunya pusat nafkah adalah ayah saya saja.

Mungkin hanya segitu saja tanggapan-tanggapan yang dapat saya berikan mengenai pembelajaran secara daring ini. Intinya adalah pembelajaran secara daring ini, menguntungkan bagi saya selaku peserta didik dalam pembelajaran, namun, dilain sisi juga merugikan. Kita berdoa saja semoga virus COVID-19 ini cepat menghilang dan musnah, sehingga pembelajaran bisa kembali seperti normal sepenuhnya. Aamiin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun