Tim riset dari The Economist menyimpulkan pada 2017 bahwa ada banyak faktor yang mempengaruhi penurunan kualitas demokrasi di seluruh dunia. Namun, ada dua alasan utama yang secara umum menyebabkan penurunan kualitas demokrasi di berbagai negara. Diantaranya kekecewaan masyarakat terkait dengan pelaksanaan demokrasi di negara tempat mereka tinggal. Kenyataannya, demokrasi tidak selalu memenuhi keinginan masyarakat akan pelayanan publik yang baik, kebebasan pers, serta kebebasan berpendapat. Pada akhirnya, hal ini menimbulkan kekecewaan dalam pelaksanaan demokrasi. Hingga kekecewaan tercermin dalam pemilihan umum.
Analis Politik Exposit Strategic Arif Susanto, mengatakan penurunan kualitas demokrasi di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya korupsi dan ketertutupan menjadi praktik meluas, sedangkan lembaga anti korupsi dilemahkan. Ancaman kebebasan berekspresi semakin terang-terangan baik dari negara maupun masyarakat. Kebebasan berorganisasi cenderung mengalami regresi. Kebebasan dan independensi media semakin rentan sebab terdampak adanya pemusatan kepemilikan serta intervensi kekuasaan. Penegakan hukum hampir tidak pernah mengalami kemajuan. Terhambatnya regenerasi dan pembangunan kesadaran berada dalam situasi yang abu-abu, serta teknologi komunikasi digital membantu atasi jarak akan tetapi relatif gagal menghasilkan progresifitas. Ancaman terhadap demokrasi timbul hampir dari segala penjuru dan segala situasi.
Diperlukan pembangunan demokrasi yang terarah terhadap pembaruan serta sosialisasi mengenai pentingnya demokrasi di negara Indonesia. Perbaikan sistem ekonomi, politik, dan hukum dapat membantu memperkuat tembok negara serta membuat masyarakat menjadi lebih berdaya dan juga memberi harapan untuk demokrasi yang lebih baik dalam segala sisi.
Bahkan, banyak ahli berpendapat bahwa dalam demokrasi terlalu banyak aturan membuat negara menjadi dominasi. Namun, minimnya regulasi yang mengatur dan membatasi perilaku masyarakat justru menimbulkan kerancuan di masyarakat. Oleh karena itu, diperlukan kejelian elit Indonesia untuk menumbuhkan iklim demokrasi. Mengingat semangat demokrasi telah menyebabkan runtuhnya sistem orde baru dan memasuki era reformasi, sangat mengecewakan Indonesia memperburuk demokrasi.
Pada awal masa reformasi, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara demokrasi yang paling cepat berkembang di dunia. Sistem yang terlalu sentralistik dan tertutup pada masa orde baru ini segera berubah menjadi sisstem terbuka yang terdesentralisasi, dengan warga negara Indonesia yang mewakili baik pusat maupun legislatif memiliki cabang eksekutif dan legislatif.
Dengan rentetan permasalahan tersebut tentu membuat demokrasi tidak berjalan dengan semestinya. Padahal Indonesia merupakan negara yang mengutamakan demokrasi, namun bagaimana jika demokrasi itu sendiri justru perlahan tergerus oleh beragam keadaan di negara Indonesia yang membuat demokrasi perlahan terlupakan dan menghilang. Sejatinya demokrasi di Indonesia harus kembali bersinar, sebab negara Indonesia terlahir dari hasil demokrasi. Demokrasi merupakan pondasi utama kebebasan ruang berekspresi yang tidak terbatas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H