Pemerintah juga harus tegas dalam mengambil sikap dan membuat efek jera bagi para pelaku radikalisme. Jika para pelaku tidak ditindak tegas, maka efek jera juga tidak akan dirasakan mereka. Dimana hal ini akan membuat para pelaku baru bermunculan dan negara Indonesia semakin terancam paham radikalisme. Karena para pelaku merasa tidak akan mendapatkan hukum yang berat, tentu stigma baru pun akan bermunculan bahwa hukum di Indonesia rendah dan tidak tegas.
Jika dilihat dari sisi intoleran, negara Indonesia juga masih sedikit yang paham pentingnya sifat toleransi antar sesama. Terlebih negara Indonesia kaya akan perbedaan baik agama budaya, bahasa dan lain sebagainya. Jika setiap perbedaan saling bersaing dan menunjukkan eksistensinya maka perbedaan tersebut tentu akan menjadi penyebab perpecahan satu sama lain.
Maka dari itu, ubah pola pikir bahwa perbedaan ada untuk disamaratakan, menjadi perbedaan ada untuk saling menguatkan. Mari kita ciptakan kehidupan bermasyarakat saling menghargai dan menghormati antar sesama terutama menanamkan sifat toleransi dalam berbagai perbedaan yang ada agar tidak mengancam nasionalisme bangsa serta dapat terciptanya kerukunan nasional dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Negara Indonesia beragam, bukan seragam. Negara Indonesia bersatu, bukan satu-satu" - Octavia Tunggal Dewi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H