Mohon tunggu...
octavia rini
octavia rini Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Semangat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Janji Di Bawah Pohon Beringin Tua

26 Desember 2024   16:52 Diperbarui: 26 Desember 2024   20:26 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setelah mendirikan Yayasan Beringin Harapan, Rara dan Dewi semakin sibuk.  Rara, selain menjalankan praktik dokternya di kota, seringkali pulang ke Sekarwangi untuk memeriksa kesehatan warga dan memberikan penyuluhan kesehatan.  Dewi, selain melukis, juga aktif dalam kegiatan sosial yayasan,  mengajarkan anak-anak desa melukis da mengasah kreativitas mereka. Suatu hari, seorang anak laki-laki kecil bernama  Aji datang ke galeri Dewi.  Aji adalah anak yatim piatu yang tinggal bersama neneknya. Ia memiliki bakat melukis yang luar biasa, tetapi tidak memiliki alat dan bahan untuk berkreasi. Dewi terharu melihat bakat Aji, dan ia memutuskan untuk membimbing Aji. Dewi mengajarkan Aji berbagai teknik melukis,  dari teknik dasar hingga teknik yang lebih rumit. Ia juga memberikan Aji alat dan bahan melukis yang berkualitas. Aji berkembang pesat di bawah bimbingan Dewi. Karya-karyanya semakin bagus, menunjukkan bakat alamiah yang luar biasa.

Sementara itu, Rara menemukan sebuah permasalahan di desa.  Banyak warga yang menderita penyakit kronis karena kekurangan gizi.  Rara kemudian berinisiatif untuk membuat program penyuluhan gizi dan memberikan bantuan makanan bergizi kepada warga yang membutuhkan.  Ia juga mengajak para dokter muda untuk bergabung dalam program ini. Rara dan Dewi bekerja sama dalam menjalankan program-program tersebut.  Mereka saling mendukung dan melengkapi satu sama lain.  Keduanya merasa bahagia dengan di bantunya warga desa, mereka seolah-olah sedang menghidupkan kembali semangat persahabatan mereka dengan Beni.

Suatu hari, saat Rara dan Dewi sedang mengunjungi rumah Aji, mereka menemukan sebuah album foto lama.  Album itu berisi foto-foto Beni sejak kecil hingga dewasa.  Di salah satu foto itu, tampak Beni sedang tersenyum ceria di bawah pohon beringin tua,bersama Rara dan Dewi.  Rara dan Dewi terharu melihat foto itu.  Kenangan indah tentang Beni kembali terbayang. Mereka menyadari bahwa meskipun Beni telah tiada,  kenangan dan persahabatan mereka akan tetap abadi. Bertahun-tahun kemudian, Yayasan Beringin Harapan telah berkembang pesat.  Desa Sekarwangi telah menjadi desa yang makmur dan sejahtera.  Rara dan Dewi telah menua,  rambut mereka telah memutih.  Tetapi, janji mereka di bawah pohon beringin tua tetap terjaga. Persahabatan mereka telah menjadi legenda di desa Sekarwangi,  legenda tentang tiga sahabat yang tetap setia,  meskipun dipisahkan oleh jarak, waktu, dan takdir.  Dan di bawah pohon beringin tua itu,  kisah persahabatan mereka akan terus dikenang, dari generasi ke generasi.

Tahun-tahun berlalu.  Rara dan Dewi, kini sudah lanjut usia,  tetap aktif dalam kegiatan Yayasan Beringin Harapan.  Aji, yang kini sudah dewasa,  telah menjadi pelukis terkenal,  karya-karyanya dipamerkan di berbagai galeri seni ternama baik di dalam maupun luar negeri.  Namun, Aji tidak pernah melupakan asal-usulnya,  ia selalu menyisihkan sebagian besar penghasilannya untuk membantu Yayasan Beringin Harapan. Suatu hari, seorang peneliti sejarah bernama Pak Budi datang ke desa Sekarwangi. Ia tertarik dengan sejarah pohon beringin tua yang menjadi saksi bisu perjalanan waktu dan perubahan zaman di desa tersebut. Pak Budi melakukan riset mendalam,  melakukan wawancara dengan warga desa, termasuk Rara dan Dewi. Dari hasil risetnya, Pak Budi menemukan fakta menarik. Pohon beringin tua itu ternyata telah berusia ratusan tahun lamanya, pohon tersebut merupakan tempat berkumpulnya para tokoh penting di desa Sekarwangi. Banyak keputusan penting yang diambil di bawah pohon tersebut, meliputi keputusan yang berkaitan dengan pertanian, pertahanan desa, dan juga kehidupan sosial masyarakat.

Pak Budi juga menemukan catatan kuno yang menyebutkan tentang tiga sahabat karib yang membuat janji di bawah pohon beringin tua, janji yang dipegang teguh hingga akhir hayat mereka. Catatan tersebut menyebutkan nama Rara, Beni, dan Dewi, dan menceritakan tentang persahabatan mereka yang abadi. Temuan Pak Budi tersebut membuat nama Rara dan Dewi semakin dikenal luas. Mereka diundang ke berbagai seminar dan acara untuk menceritakan kisah persahabatan mereka. Kisah mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang, menunjukkan betapa pentingnya persahabatan, kebaikan, dan semangat pantang menyerah.

Aji, yang terinspirasi oleh kisah Rara dan Dewi, menciptakan sebuah karya seni monumental yang menggambarkan pohon beringin tua, Rara, Beni, dan Dewi. Karya tersebut dipamerkan di sebuah museum seni ternama di Jakarta, dan menarik perhatian banyak pengunjung. Rara, Dewi, dan Aji  kemudian memutuskan untuk menulis sebuah buku tentang kisah persahabatan mereka. Buku tersebut menceritakan secara detail tentang perjalanan hidup mereka, tantangan yang mereka hadapi, dan kebaikan yang telah mereka berikan kepada sesama. Buku tersebut menjadi best seller dan diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Kisah persahabatan Rara, Beni, dan Dewi  telah menjadi warisan berharga bagi generasi yang akan  mendatang. Kisah mereka menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk selalu memegang teguh janji, menjaga persahabatan, dan berbuat kebaikan kepada sesama.  Dan di bawah pohon beringin tua itu, legenda persahabatan mereka akan terus dikenang,  dari generasi ke generasi, sebagai simbol kekuatan persahabatan yang abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun