Tetapi untuk lini depan, tak ada yang bisa selalu memanjakan Carlos Fortes dengan umpan-umpan matang maupun passing-passing tepat sasaran.
Kebanyakan Fortes yang membuka ruang, memberi bola, hingga finishing sekalipun.
Mungkin Yudo yang menurut saya bisa cukup membantu dengan pergerakan-pergerakan cepatnya.
Di lini tengah, Hanif dan Jayus sebenarnya cukup baik, namun kematangan Renshi memang harus diakui. Ia selalu bermain stabil dan konsisten.
Beruntung sekali Arema memiliki tipe gelandang seperti Renshi.
Selain itu, penambahan amunisi baru Arema di pertengahan musim lalu tidak terlalu memberikan dampak signifikan.
Mungkin Fabiano yang sekarang sudah diberi kepercayaan berduet dengan Sergio Silva di lini belakang. Tetapi itu pun karena Bagas Adi sedang tidak bisa tampil.
Jujur, masuknya Genta, Sute, dan Ryan Kurnia tak begitu berdampak besar. Ryan dengan Febri Eka sebenarnya sebelas dua belas.
Sandi Sute mungkin yang penampilannya cukup baik, walau harus bertransformasi posisi menjadi gelandang serang.
Inilah yang saya maksud, kurangnya gelandang-gelandang kreatif. Arema punya terlalu banyak gelandang box-to-box yang dipaksa meng-create serangan di lini depan.
Sementara Genta pun kurang terlihat penampilannya. Sering kali masuk sebagai pengganti, tapi hampir tak pernah memberikan perubahan yang berarti.