Pertengahan tahun lalu gue resmi menyelesaikan salah satu serial terbaik yang pernah gue tonton. Friends yang pertama kali tayang tahun 1994, berjumlah 10 musim, dan dibintangi aktor sama aktris yang masih aktif di layar kaca saat ini.
Setelah nonton Friends, gue juga nonton sitkom-sitkom Amerika sejenis yang lain. Mulai dari The Big Bang Theory, How I Met Your Mother, Murderville, Seinfeld, Victorious, Sam & Cat, Henry Danger, Icarly, The Good Place (belum selesai), Modern Family, sampai yang baru-baru ini gue selesai tonton, Brooklyn 99.
Semua series itu keren-keren dengan alur dan kelucuannya masing-masing. Modern Family dan Brooklyn 99 ada di urutan kedua teratas sejauh ini. Dan masih di bawah Friends.
Entah kenapa walau gue merasa Modern Family dan Brooklyn 99 punya unsur komedi yang lebih fresh dan konsep yang menarik, tapi Friends masih gak tergantikan di hati gue *ciaelah. Iya bener, bahkan gue sampe tau dong lanjutan dialog-dialog para karakter. Saking seringnya gue ulang-ulang tonton. Setiap gue lagi kerja atau bikin sesuatu, gue selalu putar serial ini, entah cuplikannya dari Youtube ataupun Netflix. Gue kerja sambil dengerin ocehan mereka aja yang ga pernah bikin gue berhenti ketawa. Lucu, fresh di masa itu, dan masih relate sampe sekarang. Itu yang gue suka banget.
Tapi gue pribadi merasa serial ini punya eskalasi dari season 1 sampai season 5, dan sayangnya mulai menurun dari season 6 ke 10. Seperti kehabisan ide cerita gitu menurut gue.
Jujur mulai season 7 gue merasa serial ini cuma berputar-putar soal urusan yang sama. Sarkastik nya Chandler juga uda mulai ketutup sama kedewasaannya setelah menikah. Padahal di season-season awal, gue paling suka sama Chandler. Mungkin karena karakternya yang mirip-mirip sama gue kali ya wkwkw.
Tapi semakin akhir, gue sadar kalo Joey yang paling konsisten. Kocak dan lucu banget karakter yang satu ini.
Menjelang season terakhir, gue merasa alur cerita serial ini mulai bias.
Apa lagi setelah Joey sama Rachel ciuman, napsu pecah setelah lama tinggal bersama. Kaya menurut gue aneh aja gitu, terlalu maksain jalan cerita. Ya emang sih Ross nya juga uda cabut sama cewek lain, dan Rachel mungkin butuh belaian dari seorang pria. Tapi percobaan itu pernah gagal juga ketika mereka nyoba pacaran sebelumnya.
Season 3 dan 4 menurut gue adalah musim paling kece, jalan ceritanya variatif, Ross sama Rachel masih sweet-sweetnya, Chandler sama Monica mulai jatuh cinta, Joey kejebak dalam lemari, Phoebe ketemu ibu nya yang reinkarnasi jadi kucing, dll deh wkwkw.
Jujur ya, satu hal yang paling gue hindari kalo nonton sitkom adalah episode terakhirnya, pasti sedih. Itu bukan tujuan gue nonton komedi!
Friends punya akhir yang agak nyesek, di mana scene terakhirnya itu mereka pindah dari apartemen mereka yang uda kosong. Gue jauh lebih seneng kalo ending ceritanya mereka kumpul bareng di Central Perk, sambil ketawa-ketawa, lebih lega gitu ngeliatnya. Ya kaya endingnya Big Bang Theory lah. Walaupun kampretnya satu scene sebelum ending gue nangis nonton pidatonya Sheldon wkwkw.
Friends juga punya ending yang menurut gue kurang jelas buat Joey. Semua temen-temennya punya ending yang happy, hidup bersama, pindah ke rumah yang lebih besar, kerjaan bagus, tapi alur Joey yang menurut gue jalan di tempat dari season awal. Cukup kecewa sebenarnya.
Walaupun begitu, banyak banget nilai-nilai yang bisa diambil dari series ini. Kalau ditanya apa serial terbaik yang pernah gue tonton, ga ragu gue bakal jawab Friends. Walaupun Brooklyn 99 sama Modern Family gak kalah bagusnya.
Demikian aja review singkat gue soal serial Friends. Gua yakin banyak juga dari kalian yang sering ulang-ulang nonton series ini. Gold banget lah pokoknya. Gue ga bakal ragu buat ajak anak-anak gue nonton serial ini juga kelak. Keren! Love you Jennifer, Matthew, Matt, Lisa, Courteney, David, dan yang pastinya juga Maggie sama James (RIP)! You are always gold.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H