Kopi untuk "Yang Mulia"
Secangkir kopi hangat menjadi temanmu malam itu.
Disambut cahaya bulan yang redup-remang
dan selembar koran yang belum juga kau baca.
Halaman politik selalu menarik perhatianmu
dan kau terlelap diselimuti kata-kata yang menari
di pikiranmu.
Ada yang tak ingin kau bagi dengan malam.
Sudut pandang yang kau asah lewat mimpimu
dan kau kibaskan lewat igauan tentang pesta pora.
Matamu berkelana mencari kata-kata
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!