Mohon tunggu...
octavian
octavian Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

belajar menuangkan isi pikiran ke dalam tulisan, walau tidak sempurna paling tidak apa yang ada di kepala bisa tertuang dan tidak hilang ditelan waktu

Selanjutnya

Tutup

Politik

Donald Trump, "Unbelievable"

10 November 2016   00:21 Diperbarui: 10 November 2016   09:54 808
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3. Hillary Clinton adalah cerita lama

Dianggap stock lama yang di daur ulang, Amerika membutuhkan darah segar dan kebijakan baru yang lebih menguntungan. Jika memilih Hillary maka ada kemungkinan akan tetap meneruskan kebijakan Obama.

4. Sikap dan perilaku

Entah kenapa, akhirnya urusan email Hillary selama menjabat secretary of state akhirnya bocor ke masyarakat dan ternyata berbuntut panjang. Seperti ada sesuatu aktifitas Hillary selama menjabat yang hendak dirahasiakan dari publik. Untuk yang beginian, masyarakat Amerika rada tidak kenal ampun jika pemimpin’nya dianggap tidak jujur. Dilain sisi, cerita negatif tentang Trump sepertinya serba terbuka dan tak ada yang tertutupi, nah ini pula yang jadi amunisi lawan politik’nya untuk menyerang Trump. Kesan apa adanya dan tidak pura”alim malah mendapatkan nilai positif.

Ada yang cukup menarik dalam pemilihan presiden di Amerika ini, dari seluruh jumlah penduduk Amerika yang berjumlah sekitar 324.650.000 jiwa tahun 2016 ini, dibanding jumlah warga yang datang memberikan suara’nya sebanyak kurang lebih 124.439.671, maka tingkat partisipasi masyarakat yang terlibat hanya sekitar 38,30%. Suatu tingkat partisipasi yang cukup rendah menurut penulis. Apakah disebabkan karena system’nya yang membuat orang malas datang atau memang tidak mau berpartisipasi.

Mudah-mudahan tingkat partisipasi masyarakat di Indonesia baik itu pilkada maupun pilpres bisa tetap dipertahankan diatas 70% seperti pada saat pemilu 2014 kemarin. Jika ingin perubahan maka partisipasi aktif warga sangat dibutuhkan.

Terakhir, kita tunggu saja kiprah presiden Trump ke depan dan dampaknya bagi kepentingan Indonesia dan kawasan Asia secara umum. Mau tidak mau apapun yang dilakukan di negeri Paman Sam ini akan berdampak juga ke Indonesia, bisa hanya riak-riak kecil tapi bisa juga gelombang besar. Mudah-mudahan Presiden Trump tidak membuat kegaduhan baru di dunia yang sudah kadung gaduh ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun