Mohon tunggu...
Octavia Dwi Sagita Sari
Octavia Dwi Sagita Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak Ada

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Inovasi Pengolahan Sampah Organik untuk Dimanfaatkan Menjadi Penguat Serat Alami Material Komposit

9 Juni 2024   13:13 Diperbarui: 9 Juni 2024   13:33 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dilaksanakannya suatu kegiatan pengabdian masyarakat berupa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya di wilayah RW 4 Semolowaru Kota Surabaya. Kegiatan ini berlangsung selama 6 minggu mulai tanggal 11 Mei 2024 sampai 16 Juni 2024. Salah satu program kerja yang dilakukan adalah pengenalan inovasi pengolahan sampah organik sebagai penguat material komposit.

Perwujudan dari program kerja ini adalah sosialisasi ke masyarakat yang dilakukan di Balai RW 4 Semolowaru Kota Surabaya pada tanggal 2 Juni 2024. Tujuan dari kegiatan ini agar dapat memanfaatkan suatu inovasi terkait pengolahan sampah organik dan menjadi ide bisnis baru bagi masyarakat.

Disusunnya program kerja ini dilatarbelakangi oleh lahan fasilitas umum yang belum tertata secara maksimal. Banyaknya tanaman yang hanya dibudidaya untuk dimanfaatkan hasil buahnya saja. Salah satu komoditas unggulannya adalah pohon pisang. Pelepah pisang yang patah atau ditebang selama ini ditempatkan di pinggir lahan fasilitas umum dan dibakar jika sudah terkumpul banyak. Kegiatan pembakaran sampah dapat menimbulkan polusi udara yang membahayakan kesehatan warga sekitar lahan fasilitas umum.

Dengan adanya permasalahan tersebut, Octavia Dwi Sagita Sari, Rizaldi Lugman Syamsa Mahendra, dan Andre Dwi Prayudha sebagai pelaksana program kerja merasa harus ada ide pengolahan sampah organik yang dapat memiliki nilai fungsi yang baik atau bahkan nilai jual. Maka, ditemukan sebuah ide untuk menjadikan pelepah dan serat pisang untuk dijadikan penguat alami material komposit. 

Material komposit merupakan material maju yang banyak diteliti oleh ilmuan teknik. Penerapan material komposit saat ini dikembangkan sebagai alat teknik, komponen otomotif, bahkan dapat dijadikan sebagai sayap pesawat. Namun dalam perwujudan di masyarakat perlu diperkenalkan dengan produk rumah tangga, seperti meja, dan genteng.

Pelaksana program kerja melakukan percobaan pembuatan material komposit terlebih dahulu dan pengujian sebelum diperkenalkan ke masyarakat. Pembuatan material komposit menggunakan penguat serat pisang dan pengikat resin yukalac 157. Keberhasilan dalam pembuatan produk material komposit seiring dengan pengujian yang dilakukan.

Salah satu produk material komposit, yaitu genteng mampu menyerap panas lebih baik daripada genteng dari bata merah. Hal ini jika dipasangkan pada atap rumah dapat membuat ruangan dalam rumah lebih dingin. Dan pengujian kepadatan genteng material komposit juga mendapat hasil lebih baik daripada genteng dari bata merah. Sehingga jika terjadi hujan, genteng material komposit dapat mengurangi terjadinya kebocoran.

dokpri
dokpri

Setelah keberhasilan dalam pembuatan dan pengujian produk material komposit. Maka dilakukan pengenalan kepada masyarakat terutama Karang Taruna dan Bapak-Bapak RW 4 Semolowaru Kota Surabaya. Latar belakang masyarakat yang dari berbagai bidang menjadi tantangan bagi pelaksana program kerja. 

Pada saat pengenalan ke masyarakat harus dilakukan secara mendetail. Dimulai dari pengenalan teori material komposit, jenis penguat alam, metode pembuatan dijelaskan ke masyarakat agar dapat memahami penerapan material komposit di kehidupan sehari-hari. Pada saat sosialisasi terkait material komposit, masyarakat RW 4 Semolowaru berantusias dengan pengenalan inovasi pengolahan sampah organik ini.

img-6011-jpg-6665417034777c243971b162.jpg
img-6011-jpg-6665417034777c243971b162.jpg

Program pengenalan inovasi pengolahan sampah organik ini merupakan perwujudan nyata dari pendidikan tinggi dapat berperan langsung dalam peningkatan kesehatan lingkungan di masyarakat. Bagi masyarakat, kegiatan ini mampu memberikan inovasi terkait kesehatan lingkungan dan bisa dijadikan sumber pemasukan. 

Untuk mahasiswa sendiri kegiatan KKN dapat dijadikan pengalaman yang berharga karena dapat mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi dan memberikan inovasi solusi yang kreatif. Keberhasilan kegiatan KKN tidak lepas dari peran aktif masyarakat RW 4 Semolowaru Kota Surabaya terutama Bapak Ragang selaku Ketua RW yang mendukung seluruh program kerja KKN. Selain itu peran Bapak Mahmud Suyuti, S.Kom, M.Kom selaku dosen pendamping lapangan sangat memberikan aksi nyata dalam keberhasilan kegiatan KKN. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun