Mohon tunggu...
Vivin Octavia Cahyani
Vivin Octavia Cahyani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno Pilihan

Melangkah Maju dalam Era Baru: Menggali Potensi Media Sosial untuk Manajemen Pengetahuan yang Adaptif dan Inklusif

23 November 2023   09:41 Diperbarui: 23 November 2023   09:49 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Artikel yang berjudul "The evolutionary implications of social media for organizational knowledge management" yang ditulis oleh Gerald C. Kane pada tahun 2017, mengeksplorasi dampak revolusioner media sosial pada praktik manajemen pengetahuan dalam konteks organisasi. Artikel ini membawa kita melalui perjalanan evolusi teknologi media sosial dan teknologi terkait yang telah membentuk lanskap manajemen pengetahuan. Untuk memahami implikasi praktisnya lebih dalam, mari kita telusuri lebih detail apa yang terungkap dalam artikel ini.

Era Media Sosial

Pendahuluan dari artikel ini menekankan dominasi media sosial dalam ranah teknologi informasi. Platform media sosial seperti Facebook, Twitter, dan LinkedIn telah menjadi bagian penting dari kehidupan kita. Mereka bukan sekadar teknologi mandiri tetapi serangkaian kemampuan IT yang terus berkembang yang memungkinkan komunikasi dan kolaborasi lintas batas. Media sosial telah mengubah cara kita berbagi pengetahuan dan berinteraksi dalam organisasi. Dengan evolusi teknologi, termasuk komputasi awan, perangkat seluler, analitik, kecerdasan buatan, dan realitas virtual, manajemen pengetahuan organisasi tidak lagi seperti dulu.

Implikasi Praktis dari Artikel Ini:

1. Evolusi Teknologi Media Sosial: Media sosial telah berkembang pesat, dan implikasi evolusinya mencakup berbagai aspek manajemen pengetahuan. Teknologi seperti komputasi awan, perangkat seluler, dan analitik telah memfasilitasi akses yang lebih mudah dan cepat terhadap informasi serta kolaborasi yang lebih efisien dalam organisasi.

2. Pengaruh Teknologi di Masa Depan: Artikel ini menyoroti pentingnya memahami bahwa media sosial akan terus berkembang. Teknologi seperti kecerdasan buatan, realitas virtual, dan augmented reality akan semakin memengaruhi cara organisasi mempraktikkan manajemen pengetahuan. Dengan potensi perbaikan yang ditawarkan oleh teknologi ini, organisasi perlu siap untuk beradaptasi dan memanfaatkannya.

3. Perluasan Batas Organisasi: Platform media sosial berbasis awan telah memudarkan batas tradisional organisasi. Hal ini memungkinkan inklusi lebih luas dari berbagai individu, termasuk pelanggan, pakar eksternal, dan mitra bisnis, dalam inisiatif manajemen pengetahuan. Dengan demikian, organisasi dapat memanfaatkan keahlian eksternal untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pengetahuan dan tren industri.

4. Penerapan Realitas Terperluas: Teknologi realitas terperluas seperti Google Glass atau Microsoft HoloLens juga memiliki aplikasi praktis dalam manajemen pengetahuan. Mereka dapat memberikan dukungan keputusan dalam situasi medis yang kritis atau menampilkan informasi penting dalam lingkungan bisnis yang kompleks. Hal ini membuka peluang baru untuk meningkatkan efisiensi berbagi pengetahuan dan akurasi pengambilan keputusan.

5. Tantangan dan Risiko: Artikel ini juga mengingatkan kita akan potensi kelemahan dan konsekuensi yang tidak diinginkan dari penggunaan media sosial dalam manajemen pengetahuan. Misalnya, budaya perusahaan yang birokratis dapat menghambat kolaborasi dan berbagi pengetahuan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan ini.

Dampak Transformatif Media Sosial terhadap Manajemen Pengetahuan

Hasil dari artikel ini menegaskan bahwa media sosial telah mengubah cara organisasi mengelola pengetahuan. Dengan munculnya media sosial, kendala teknologi manajemen pengetahuan tradisional telah teratasi. Evolusi teknologi, termasuk komputasi awan, perangkat seluler, dan analitik, memiliki implikasi yang mendalam bagi manajemen pengetahuan. Selain itu, tren menunjukkan bahwa media sosial akan terus berkembang dengan teknologi yang semakin canggih seperti kecerdasan buatan, realitas virtual, dan augmented reality. Hal ini akan memengaruhi bagaimana praktik manajemen pengetahuan terjadi dalam organisasi.

Adopsi Media Sosial Berbasis Cloud

Platform media sosial berbasis cloud telah membuka pintu untuk inklusivitas yang lebih luas dalam inisiatif manajemen pengetahuan. Organisasi sekarang dapat berkolaborasi lebih efektif dengan pelanggan, ahli eksternal, dan mitra bisnis. Ini bukan hanya tentang berbagi pengetahuan internal tetapi juga memanfaatkan pengetahuan eksternal untuk membentuk strategi dan pengambilan keputusan.

Manfaat dari Realitas Terperluas

Teknologi realitas terperluas, seperti Google Glass atau Microsoft HoloLens, juga diperkenalkan sebagai alat yang dapat meningkatkan manajemen pengetahuan. Mereka dapat memberikan dukungan keputusan yang tepat dalam situasi medis yang kritis atau menampilkan informasi penting dalam lingkungan bisnis yang kompleks. Hal ini menciptakan peluang baru untuk meningkatkan efisiensi berbagi pengetahuan dan akurasi pengambilan keputusan.

Tantangan dan Risiko

Namun, tidak ada perubahan yang datang tanpa tantangan. Artikel ini mengingatkan kita akan potensi kelemahan dan risiko yang mungkin timbul. Misalnya, budaya korporat yang terlalu birokratis atau resisten terhadap perubahan dapat menghambat kemampuan sebuah organisasi untuk berkolaborasi dan berbagi pengetahuan. Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi dan mengatasi hambatan-hambatan ini.

****

Artikel ini memberikan pandangan kuat tentang bagaimana media sosial telah merevolusi praktik manajemen pengetahuan dalam organisasi. Dengan evolusi teknologi yang terus-menerus, organisasi harus siap menghadapi perubahan ini dengan bijaksana. Ini bukan hanya tentang mengikuti tren tetapi juga tentang memanfaat

kan potensi media sosial untuk meningkatkan efisiensi, kolaborasi, dan berbagi pengetahuan.

Media sosial adalah alat yang sangat kuat yang telah merevolusi cara kita berinteraksi dan berbagi pengetahuan. Hal ini membuka pintu untuk inklusivitas yang lebih luas dan memberikan wawasan yang berharga. Namun, hal ini juga menimbulkan tantangan baru yang perlu diatasi. Melalui pemahaman mendalam terhadap implikasi praktis yang disajikan dalam artikel ini, organisasi dapat melangkah menuju manajemen pengetahuan yang lebih efektif, adaptif, dan kompetitif di era media sosial yang terus berkembang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun