Anda penggemar kopi? Jangan-jangan Anda sedang meneguk secangkir kopi saat membaca tulisan ini. Ya, kopi adalah minuman paling populer di dunia saat ini. Orang-orang di negeri Paman Sam katanya lebih sering minum kopi dibandingkan soda, jus, dan teh.
Lantas, apakah Anda mengkonsumsi kopi hanya lantaran minuman yang satu ini begitu populer? Mungkin saja tidak. Beberapa teman saya pecinta kopi, ketika ditanya alasan mereka meminum kopi, maka jawaban paling banyak muncul adalah "supaya gak ngantuk!" Memangnya seberapa efektifkah kopi melawan rasa ngantuk?
Mari kita lihat dulu dua kandungan utama yang ada pada kopi: Pertama, kafein--sang stimulan--dan kedua, antioksidan--sang benteng.
Kafein
Kafein adalah "obat" psikoaktif yang paling banyak digunakan di dunia. Fungsinya adalah sebagai stimulan yang bertugas untuk memblokir adenosin dalam tubuh agar tidak terikat pada organ atau sel reseptornya. Jika adenosin bisa terikat pada reseptornya, maka adenosin akan menyebabkan tubuh kita menjadi mengantuk. Jadi, di sinilah peran kafein untuk mencegah rasa ngantuk.
Kafein dan adenosin punya struktur cincin yang sama. Kafein akan memblokir reseptor adenosin dan dengan demikian mencegah kemampuan alamiah tubuh untuk istirahat ketika ia lelah.
Pemblokiran ini juga yang menjawab alasan kenapa kebanyakan minum kopi menyebabkan kita menjadi gelisah dan susah tidur. Dalam tingkat lanjutnya, bisa mendorong munculnya kegugupan, kecemasan atau bahkan insomnia. Ya, itu sisi negatifnya. Makanya, jangan kebanyakan minum kopi, apalagi jika tubuh kita mulai menunjukkan gejala-gejala seperti di atas.
Antioksidan
Unsur kedua dalam kopi adalah antioksidan. Antioksidan sudah sangat familiar bagi kita karena fungsinya yang mencegah terjadinya pembentukan radikal bebas dalam tubuh.
Proses metabolisme dalam tubuh menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Tapi, di sisi lain, proses ini juga menghasilkan "limbah berbahaya", yang dapat meracuni molekul-molekul dalam tubuh, sehingga bisa menyakitinya atau bahkan merusak molekul-molekul yang lain dalam tubuh.
Antioksidan adalah sekelompok molekul yang dapat membersihkan limbah-limbah berbahaya dalam tubuh. Secara alamiah, tubuh memang bisa memproduksi antioksidannya sendiri, tetapi apakah mengkonsumsi antioksidan tambahan akan menambah efektivitas antioksidan alami dalam tubuh? Belum ada jawaban tunggal atas pertanyaan ini. Biasalah, para ahli masih berdebat soal penting tidaknya menambah antioksidan dalam tubuh.
Kopi dan Kanker
Kopi bukanlah obat kanker! Setidaknya begitulah kata para ahli, tapi kopi dapat membantu mencegah terjadinya kanker dan kemungkinan juga penyakit-penyakit lainnya. Kok bisa?
Kanker adalah tumbuhnya sel yang tidak terkendali (pembelahan sel melebihi batas normal), yang disebabkan oleh ketidakteraturan perjalanan hormon dalam tubuh, mengakibatkan tumbuhnya daging pada jaringan tubuh yang normal atau sering dikenal sebagai tumor ganas.
Nah, antioksidan dalam kopi membantu melawan kanker, khususnya melawan kerusakan sel. Salah satu jenis kerusakan yang dapat mereka bantu kurangi adalah mutasi pada DNA. Ada penelitian yang berhasil dilakukan pada tikus yang menunjukkan bahwa kopi bisa melawan kanker pada tikus. Penelitian lain pada manusia menunjukkan tingkat kanker yang lebih rendah pada mereka yang mengkonsumsi kopi.
Menariknya, tidak hanya kanker, konsumsi kopi juga membantu penurunan penyakit lainnya, sebut saja Parkinson dan beberapa bentuk demensia lainnya. Bahkan, penelitian lain mengatakan bahwa kolaborasi antara kafein dan antioksidan menghasilkan sistem perlindungan dalam tubuh.
Kopi juga ditengarai mampu mengurangi tingkat diabetes tipe 2. Salam seruput kopi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H