Olehnya itu soal ke imanan adalah persolan personal, jangan tergesa-gesa untuk megenalisir seorang perempuan menggunakan jilbab yang menutpi seluruh anggota tubuhnya. Bahwa dia benar beriman atau sholeha. Sebaliknya perempuan yang tak menggunkan jilbab kurang beriman, dan tak sholeha. Beriman atau kesalehan seseorang sekali lagi adalah persoalan personal, orang yang melakukan ritual pada ruang privat haruskah menyampaikan kepada publik bahwa dia melakukan sholat dan membaca kitab?
Tak menggunakan jilbab bukan berarti mengelak ke Islaman, orang akan berubah manakalah kesadarannya terbentuk, sangat hati-hati adalah cara untuk menentukan pilihan agar tidak terjebak pada modernisasi. Sementara pada abad milenial banyak perempuan berusia muda tren mengikuti perkembangan jaman dengan menggunakan jilbab berukuran besar dan panjang (hijabers). Jilbab, dewasa ini telah menjadi suatu komoditas bagi perempuan usia muda sebagai gaya hidup.
Olehnya itu, jilbab mengalami pergeseran makna secara cultur, sementara pada sisi ke agamaan pandangan masyarakat terhadap perempuan berjilbab merupakan repsentasi kesalehan. Lalu perempuan yang tak berjilbab dianggap kurang beriman atau jauh dari kesalehan. Pandangan tersebut merupakn sebuah kesesatan, kala hanya menilai dari covernya, mak akan buruk maknanya.*
         Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H