Mohon tunggu...
Ochta Nur Rahmadani
Ochta Nur Rahmadani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penyebab Utama Stunting pada Anak di Indonesia

2 Juni 2024   12:00 Diperbarui: 2 Juni 2024   13:02 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PEMBAHASAN

Menurut WHO (2015) mengatakan bahwa stunting adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Sedangkan menurut Unicef (2013), stunting adalah prediktor buruk yang akan berpengaruh pada pengembangan potensi bangsa, terjadi ketika janin masih dalam kandungan dan terlihat saat anak berusia dua tahun.

Stunting biasanya terjadi pada 1000 hari kehidupan yang di mulai dari awal kehamilan ibu hingga anak umur 2 tahun. Dengan kondisi tubuh yang tidak tinggi seperti anak normal pada usia yang sama.

Faktor pola asuh yang kurang baik bisa menyebabkan masalah pada tumbuh kembang anak, hal ini disebabkan ibu tidak memahami cara pengasuhan yang benar, juga adanya faktor kondisi ekonomi. Bila orang tua memahami pola asuh yang benar maka anak tidak akan mengalami stunting.

Hasil penelitian ini juga sesuai dengan Nurmalasari tahun 2019 bahwa pola asuh orang tua memiliki pengaruh terhadap kejadian stunting, hal ini dikarenakan orang tua yang selalu menemani anak dan memberikan perhatian terutama dalam memberikan asupan makanan yang mengandung gizi yang baik pada anak. Orang tua yang sadar bagaimana cara menjaga kesehatan anaknya akan bisa mengatur pola makan yang benar. Mereka akan melihat mana makanan yang bisa merusak tubuh anaknya dan juga membatasi anaknya memakan makanan yang berbahan kimia.Untuk itu, diperlukan solusi-solusi yang terintegrasi. 

Pemerintah telah mengambil langkah-langkah signifikan dalam menangani stunting, ada tiga intervensi utama yang ditujukan untuk mencegah stunting pada perempuan. Berikut cara mencegah stunting, yaitu :

1. Memberikan Tablet Tambah Darah (TTD) kepada remaja putri melalui program aksi gizi di sekolah. Selain itu, juga dilakukan aktivitas fisik dan konsumsi makanan bergizi seimbang.

2. Memberikan TTD dan pemeriksaan kehamilan, serta memberikan makanan tambahan berupa protein hewani pada anak usia 6-24 bulan. Jenis protein hewani yang diberikan disesuaikan dengan ketersediaan di daerah masing-masing (Kemkes, 2022).

3. Dilakukan pengukuran untuk memantau efektivitas program dan mendapatkan data yang akurat. Pengukuran kadar hemoglobin (HB) dalam darah dilakukan untuk remaja putri yang mendapat TTD, sedangkan ibu hamil juga diperiksa kadar zat besi dan gizi, serta dilakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG) untuk memantau perkembangan janin dalam kandungan.

4. Pemberian Asi Eksklusif. Memberikan ASI eksklusif mampu menurunkan risiko kematian akibat pneumonia sebesar 15,1 kali dan risiko kematian akibat diare 10,5 kali. Selain itu ASI juga mampu mencegah infeksi, karena 8% kalori asi tersaji dalam bentuk Human Milk Oligosaccharide (HMO) dan berfungsi sebagai prebiotik untuk pertumbuhan flora normal usus atau disebut bifidobacterium longum biovar infantis untuk bayi.

Dengan adanya pencegahan dari awal kehamilan seperti yang di sebutkan di atas maka stunting tidak akan terjadi pada anak-anak anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun