Setelah kakak guide menyapa dengan ramah, film dokumenter berdurasi 5 menit yang bercerita tentang "Manusia Purba Jawa' segera diputarkan.
Film itu mengajak penonton ke zaman prasejarah tepatnya saat Pulau Jawa terbentuk. Hingga mengetahui cara manusia purba Jawa menjalani kehidupan yang masih primitif. Selain bangsa Proto Melayu dengan kebudayaan batu, terdapat bangsa Deutro Melayu berkebudayaan Dongson (Perunggu) dari sekitar Vietnam Utara.
Bagaimana suasana nonton kloter 1 kelas TKA (50 anak) yang mendahului masuk ruang Museum? Meski masih sulit memahami jalan cerita film 'Migrasi Austronesia' ini, tapi semua anak menyimak dengan perhatian. Apalagi saat muncul gambaran wajah manusia purba yang unik. Nah, setelah film selesai, tepuk tangan semuanya!
2. Ruang Koleksi
Adik-adik memasuki ruang koleksi dengan berbaris kereta api. Di ruang koleksi pertama, mereka melihat bermacam-macam benda bersejarah yang terpajang di lemari etalase Museum.
Dimulai dari alat-alat kehidupan manusia purba, kemudian jaman kepercayaan kapitayan di jawa sebelum masuknya Hindu-Buddha, belajar sifat bijaksana dari tokoh Semar, serta mengenal berbagai benda kuno dari kerajaan Hindu-Buddha di Pulau Jawa.Â
Setelah dari lorong 1 perjalanan masih lanjut ke lorong 2,3,4 hingga sampai di lorong koleksi 5, diakhiri berputar Paviliun Keraton. Setelah periode kerajaan Hindu-Buddha tadi mereka diperkenalkan pada jaman persebaran Islam oleh Walisongo dan Kerajaan Demak, sampai dengan periode Kerajaan Mataram Islam, yang akhirnya membentuk Kasunanan Surakarta dan Kasultanan Yogyakarta.Â
Apakah anak-anak TK dapat memahaminya?
Tentu saja kakak guide berusaha menerangkan secara santai, interaktif, dan mudah dimengerti. Ternyata cukup banyak anak yang penasaran dan cukup aktif bertanya. Terbukti juga mereka sangat pintar di usianya!Â