"Sebenarnya buat apa sih anak-anak TK dibawa jalan-jalan ke Museum? Pasti bosan! Apalagi kalau tidak ada wahana bermain disana. Adanya mereka pasti rewel! Mending ke Taman Bermain, Kebun Binatang, atau Shopping Mall!"
Hello!! Sebagai orangtua pernahkah Anda berpikir demikian ? Jika iya, pastinya mindset Anda sebagai orang dewasa perlu refreshing sejenak, bukan! Wah, bagaimana bisa seorang anak mencintai budaya dan sejarah bangsanya sendiri, apabila tidak ada yang bersedia mensupport, yaa?Â
Jangan salah! Kini sudah banyak guru dan orangtua di Yogyakarta yang berpemikiran jernih dan "open minded". Buktinya terlihat dari seringnya kunjungan adik-adik kecil ke Museum History of Java, Jalan Parangtritis KM 5,5, Sewon, Kabupaten Bantul. Meskipun aktivitas outdoor learning ini harus merogoh iuran tiket Museum sebesar Rp. 20.000 per anak, tidak ada yang berkeberatan.Â
Sebagai pemandu wisata, saya pun sangat apresiasi kepada pihak sekolah dan terutama guru pendamping, karena yakin memilih Museum untuk "Outdoor Learning" TK AISYIYAH KHADIJAH, Bantul, Yogyakarta.Â
Tidak tanggung-tanggung, 100 anak dalam kunjungan di tanggal 20 oktober 2022 kemarin! Apalagi orangtua hanya menunggu di halaman Museum saja ketika proses edukasi "Merdeka Belajar' ini berjalan 1-2 jam. Alhasil tidak sedikit yang menangis, tapi sebagian besar anak tetap tenang dan senang bisa keliling Museum Sejarah Jawa ini.Â
Yukk, setiap kelas foto bareng dulu di halaman Pyramid Rest Area, Museum History of Java!
Gemas! Kunjungan si "mungil" di Museum History of Java!
Sekitar pukul 09.00 pagi kunjungan adik-adik mungil dimulai. Sebagian ada yang 'nangis takut saat memasuki ruang Teater yang remang-remang. Namun Ibu Guru TK dengan sigap mengubah suasana hati anak-anaknya yang rewel tadi menjadi lebih tenang.Â
"Pekerjaan guru kanak-kanak 'emang pengabdian luar biasa. Perlu berbagai trik disertai kesabaran maksimal, pastinya."