Di era globalisasi seperti sekarang ini, informasi bisa dengan begitu mudah dan cepatnya merambah ke seluruh dunia. Bahkan dari tempat terpencil sekalipun sebuah informasi sudah bisa diterima. Hal ini dikarenakan begitu pesatnya perkembangan teknologi dan media informasi di tengah-tengah masyarakat dunia. Tentunya hal tersebut disambut hangat oleh setiap orang. Bagaimana tidak, dulu informasi yang hanya bisa di dapat lewat media cetak, kini sudah bisa diperoleh dengan mudahnya lewat ponsel. Ya, apalagi kalau bukan lewat sosial media yang sekarang bisa dengan mudah diakses lewat smartphone.
Perlahan, peran media cetak dan media elektronik digantikan dengan sosial media untuk proses penyampaian informasi. Menurut data yang dilansir Qmee.com , hanya dalam waktu satu menit berbagai aktivitas terjadi di jejaring sosial, diantaranya adalah 293.000 status baru muncul di Facebook, 433.000 tweet hadir di Twitter, 67.000 foto berhasil di upload di Instagram, dan lebih dari 5 juta video dilihat di Youtube. Berdasarkan data tersebut kita bisa mengetahui kalau kini sosial media sudah menjadi “sahabat” bagi setiap orang di dunia.
Kemudahan mendapatkan informasi di sosial media tidak serta merta membuat kita menerima semua informasi yang ada. Tentunya kita tetap harus memeriksa kebenaran yang ada dari setiap informasi. Hal ini sesuai dengan firman Allah yang tertuang di surat Al-Hujurat ayat 6 yang berbunyi, “Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah (kebenarannya) dengan teliti, agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”.
Dari ayat tersebut sudah jelas bahwa Allah memerintahkan kita untuk senantiasa mencari kebenaran akan sebuah informasi dan tidak menerimanya secara mentah-mentah. Karena informasi yang tersebar di dunia maya, termasuk sosial media begitu banyak. Mulai dari fakta, fitnah, gossip, bahkan sebuah kebohongan bercampur aduk menjadi satu. Kalau tidak benar-benar cerdas, bukannya berita fakta yang di dapat, malah sebuah kebohongan yang diperoleh. Hal itu akan diperparah lagi kalau kita langsung menyebarkan informasi yang belum jelas kebenerannya tersebut.
Kalau sudah begini, sosial media ibarat sebuah pisau. Akan bermanfaat bagi pribadi maupun orang banyak kalau tahu cara menggunakannya. Tapi sebaliknya, akan berakibat fatal bila dipergunakan secara sembarangan. Saking fatalnya, ada juga yang harus merasakan dinginnya jeruji besi karena tidak bijak dalam menggunakan sosial media. Pembaca masih ingat dengan kasus penghinaan kota Jogjakarta oleh mahasiswa S2 Universitas Gadjah Mada? Nama Florence Sihombing sontak membuat heboh Nusantara lantaran statusnya di Path yang mengandung kontroversi dan ungkapan yang tidak mengenakan. Di akunnya, Florence menulis "Jogja miskin, tolol, miskin dan tak berbudaya. Teman-teman Jakarta, Bandung, jangan mau tinggal di jogja”. Tak butuh waktu lama, status yang dinilai menghina kota serta warga Jogjakarta tersebut tersebar di dunia maya dan mendapat respon negatif. Akibatnya, Florence harus mendekam di sel tahanan Kepolisian Daerah DI Yogyakarta selama 20 hari.
Terlepas dari adanya hal-hal buruk tentang sosial media, sebenarnya sosial media sebagai media massa memiliki fungsi sosial. Hal ini seperti pernyataan yang disampaikan oleh Harold D. Laswell dan Charles Wright sebagai ahli komunikasi massa. Mereka menyatakan bahwa media massa, termasuk sosial media memiliki empat fungsi sosial, yaitu:
- Social SurveillancE: Sebagai upaya penyebaran informasi yang dilakukan secara objektif terhadap suatu peristiwa yang terjadi
- Social Correlation: Sebagai alat untuk penyebaran informasi yang dapat menghubungkan satu kelompok dengan kelompok lainnya.
- Socialization: Sebagai upaya untuk mewariskan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam suatu generasi ke generasi lainnya.
- Entertainment: Hiburan bagi khayalak ramai.
Melihat keempat fungsi media massa menurut Harold D. Laswell dan Charles Wright tersebut, mungkin kita baru mengetahui kalau sebenarnya fungsi media massa atau sosial media tidak hanya sekedar hiburan, namun juga bisa memberikan dampak yang lebih positif ke orang banyak. Hal ini yang jarang kita ketahui selaku generasi muda terhadap sosial media. Selama ini kita menganggap bahwa hadirnya sosial media hanya sebagai hiburan, sehingga melupakan etika-etika yang baik dalam bersosial media.
Untuk itu, sebagai generasi muda yang cerdas, sudah sepatutnya kita juga cerdas dalam bersosial media. Berikut ini ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan agar menjadi generasi yang cerdas bersosial media.
1. Konfirmasi Kebenaran Informasi
Sebuah berita yang kita peroleh di sosial media tidak semuanya benar. Ada juga berita yang sengaja dibuat oleh orang-orang tidak bertanggungjawab untuk menimbulkan perpecahan. Untuk itu, ada baiknya sebelum menerima sebuah informasi harus kita cek kebenarannya. Jangan sampai apa yang kita percayai justru berakibat buruk bagi diri kita pribadi maupun orang lain.