Mohon tunggu...
Ocehanburung
Ocehanburung Mohon Tunggu... Photographer and Content Creator -

Saya menyukai Fotografi, Menulis, Nonton Film dan Traveling-- Seseorang yang sangat mencintai Bangsanya. Bangsa Indonesia-- Owner of AK Studio Bogor Photography-- Saya Oposisi, karena siapapun yang berkuasa butuh penyeimbang agar tidak keluar dari jalur kebenarannya...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Sosok itu bernama Rocky Gerung

25 Desember 2018   10:31 Diperbarui: 25 Desember 2018   10:45 482
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak bisa saya lupa ketika Rocky Gerung pertama kali muncul di acara yang paling disukai pemirsa versi Panasonic Award itu, dengan gayanya yang santai, khas pose badan menyender pada punggung kursi dan menyilangkan kaki, Rocky Gerung langsung membawa warna berbeda dengan gaya bicaranya yang terus terang mampu menghipnotis saya.

Susunan kalimat yang rapi, teratur mampu membuat pemirsa yang mendengar apa yang dia katakan tidak bisa memindahkan indra pendengarannya ke arah lain kecuali suara yang dikeluarkan oleh seorang Rocky Gerung.

Seperti seorang pustakawan yang sudah hafal katalog buku dan di Rak Buku mana buku itu harus dia tempatkan, begitulah Rocky gerung memahami bagaimana agar setiap kalimat yang dia katakan mampu diingat dan dicerna dengan nyaman dan lancar masuk dalam fikiran kita, Seorang pustakawan yang sudah hafal dengan Rak tiap buku, akan secara teratur dan bertahap memasukkan buku dalam tiap raknya sesuai dengan abjat dan urutan yang benar sesuai alurnya, agar para peminjam buku bisa dengan mudah menemukan buku yang mereka ingin ketahui. Begitulah seorang Rocky Gerung dengan gayanya yang khas yang seringkali memainkan irama tenggorokan dan mengeluarkan suara seperti "bersiul namun gagal" sebelum memulai kalimat tajam namun lembutnya itu. Dan ketika dia berbicara maka ibarat kereta cepat dan kuat hingga tidak ada yang mampu untuk membendungnya.

Jika soal pemilihan kata dan kalimat, Bung Rocky Gerung sudah tidak usah diragukan lagi dia sudah sangat lihai dibidang itu, bahkan beliau sudah terbukti mampu lolos dari sebuah kata yang sebetulnya bisa sangat mudah dipelintir oleh para pencari kesempatan yang sangat risih dengan Tajamnya kalimat yang sering dia keluarkan.

Namun Ternyata Rocky Gerung bukan hanya lihay dalam hal Filsafat, dengan segudang pengalaman mengajarnya yang menghubungkan filsafat dengan berbagai bidang ilmu, Rocky Gerung menjadi sosok yang multi expert atau sebagian orang menyebutnya jenius. Rocky tidak hanya seperti seorang pustakan handal tapi juga seperti koki yang sudah sangat expert dalam mengolah bidang ilmu Filsafat, Dia mampu begitu renyah mengolah Filsafat  dengan Politik, begitu enak mengolah filsafat dengan Ekonomi, dan begitu nikmat mengolah filsafat dengan ilmu sosial. semua bidang ilmu mampu dia campurkan dengan pendekatan Filsafat sehingga bisa dengan elegan dan smart dia tampilkan lewat kalimat, pemilihan kata, dan gaya yang dia sodorkan untuk pendengarnya.

Tidak hanya dari gaya dan kalimat yang dia suguhkan, faktor namapun saya rasa ikut andil dalam proses seorang Rocky menjadi terkenal seperti saat ini. Yap! tidak bisa dipungkiri, nama ROCKY sudah duluan melekat di kepala kita dari sosok fiksi dari film yang dibintangi oleh Sylvester Stalone. Nama Rocky dalam ingatan kita adalah petinju yang lihai dan pantang menyerah serta tidak terkalahkan, dan dalam sosok Rocky Gerungpun kita temukan image seperti itu, karenanya sosok Rocky Gerung bisa dengan begitu mudah masuk kedalam alam bawah sadar kita dan dengan mudah menghipnotis pendengarnya dengan "kerasnya tinju" kalimat yang dia keluarkan.

Tidak perlu pembuktian lagi, semua tokoh politik yang berseberangan dengannya hampir smeua sudah merasakan "tajamnya pisau" kata-kata seorang Rocky Gerung, You Named it... all is Knock Out... 

Hanya satu orang yang menurut saya mengerti bagaimana menghadapi seorang Rocky Gerung dalam berdebat yaitu Budiman Sudjatmiko. Budiman mampu membuat Rocky gerung tidak begitu "mengaum", karena Budiman menghadapi Rocky dengan sebuah "alat" yang mampu meredam semua emosi yaitu "menghargai dan memahami" tidak merendahkan dan tidak memprovokasi, Rocky mampu melihat gesture ini, karenanya, dari semua debat yang Rocky lakukan, hanya dengan Budiman Sudjatmikolah Rocky terlihat begitu menghargai setiap argumen yang Budiman Keluarkan, walau jika dengan kasat pendengaran kita masih tetap bisa merasakan aroma saling "jotos" diantara keduanya. namun di akhir perdebatan, mereka mengakhirinya dengan sama-sama elegan. Rocky menjadi sungkan mengeluarkan Tinju terkerasnya untuk seorang Budiman Sudjatmiko.

Sayangnya hanya Budiman sendiri yang menggunakan metode ini, sementara politikus lain sibuk dengan metode kedua yaitu "pengabaian kalimat ganti dengan hujat, hujat, hujat" metode kedua ini memang bisa membuat seseorang kehilangan kharismanya, tapi saya beranggapan metode ini tidak akan mempan untuk seorang Rocky Gerung yang sudah begitu kentalnya ilmu Psikologi dan ilmu yang dia sangat kuasai yaitu Filsafat. 

Metode "meng-abai-kan argumen' dan diganti dengan "hujatan untuk menurunkan kepercayaan diri" lawan bicara hanya bisa digunakan untuk mereka para juru debat kelas menengah kebawah, tapi tidak untuk level Rocky Gerung. Jika anda menggunakan metode itu maka anda seperti menghunus pisau kearah leher anda dan Rocky Gerung hanya tinggal mendorongnya agar bisa "membungkam" argumen kosong dan kotor anda. 

Seorang Rocky terlalu kenyang dengan berbagai sikap tubuh dan gaya bahasa, dia sudah lebih dari mampu tetap tenang dalam berbagai situasi yang ingin anda ciptakan untuk dia karena dia sudah mampu membacanya. Jadi jangan gunakan metode "meng-abai-kan argumen" untuk seorang Rocky gerung, karena anda sama saja bunuh diri. Rocky Gerung adalah seorang "master tai chi" dalam berdebat yang dengan maksimal mampu mempergunakan tenaga negatif terbesar anda untuk mengalahkan anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun